Selasa, 22 Oktober 2013

Ruang Lingkup Geometri


Mata Kuliah : Geometri

RUANG LINGKUP GEOMETRI

Kelompok 2
Andi Nur Ina Fauzia
Yulianti Y.
Indah Mulia Sari
Syamsu Rijal
Hardiansyah Nandar

Jurusan Pendidikan Matematika
FKIP
UNISMUH
2013



A.    Definisi Geometri

Kata Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang artinya bumi dan metro yang artinya mengukur. Maksudnya, mencakup mengukur segala sesuatu yang ada di bumi.
Menurut Novelisa Sondang bahwa “geometri menjadi salah satu ilmu matematika yang diterapkan dalam dunia arsitektur; juga merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan bentuk, komposisi dan proposisi.”
Muhmmad Fakhri Aulia menyebutkan bahwa geometri dalam pengertian dasar adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari pengukuran bumi dan proyeksinya dalam sebuah bidang dua dimensi.
Alders (1961) menyatakan bahwa geometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan antara satu dengan yang lain.
Dari beberapa definisi geometri diatas, dapat disimpulkan bahwa geometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang bentuk, ruang, komposisi beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan antara satu dengan yang lain.

B.     Sejarah Geometri sebagai Cabang dari Matematika

Geometri adalah cabang matematika yang pertama kali diperkenalkan oleh Thales (624-527 SM) yang berkenaan dengan relasi ruang.
Ada enam wilayah yang dapat dipandang sebagai sumber penyumbang pengetahuan geometri yaitu Babilonia (4000 SM - 500 SM), Yunani (600 SM – 400 SM), Mesir (5000 SM – 500 SM), Jasirah Arab (600 – 1500 AD), India (1500 BC – 200 BC), dan Cina (100 SM – 1400). Tentu masih ada Negara-negara penyumbang pengetahuan geometri yang lain. Namun, kurang signifikan atau belum terekan dalam tradisi tulisan.
Geometri yang lahir dan berkembang di Babilonia merupakan sebuah hasil dari keinginan dan harapan para pemimpin pemerintahan dan agama pada masa itu. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mendirikan berbagai bangunan yang kokoh dan besar. Juga harapan bagi para raja agar dapat menguasai tanah untuk kepentingan pendapatan pajak. Teknik-teknik geometri yang berkembang saat itu pada umunya masih kasar dan bersifat intuitif, akan tetapi, cukup akurat dan dapat memenuhi kebutuhan perhitungan. Berbagai fakta tentang teknik-teknik geometri saat itu termuat dalam Ahmes Papirus yang ditulis lebih kurang tahun 1650 SM dan ditemukan pada abad ke-9. Dalam Papirus ini terdapat formula tentang perhitungan luas daerah suatu persegi panjang, segitiga siku-siku, trapesium yang mempunyai kaki tegak lurus dengan alasnya, serta formula tentang pendekatan perhitungan luas lingkaran.
Bangsa Babilonia mengembangkan cara menhitung luas dan volume. Diantaranya menghitung panjang keliling lingkaran yang sama dengan tiga kali panjang garis tengahnya. Kita mengenal harga tiga ini mendekati harga π. Rumus Pythagoras juga sudah dikenal pada masa itu.
Bangsa Mesir mendiami wilayah yang snagat subur di sepanjang sungai Nil. Pertanian berkembang pesat. Pemerinth memerlukan cara untuk membagi petak-petak sawah dengan adil. Maka, geometri maju disini karena menyajikan berbagai bentuk polygon yng disesuaikan dengan keadaan wilayah di sepanjang sungai Nil itu.
Di Yunani, geometri mengalami masa “emasnya”. Sekitar 2000 tahun yang lalu, ditemukan teori yang kita kenal dengan nama teori aksiomatis. Teori berfikir yang mendasarkan diri pada sesuatu yang paling dasar yang kebenarannya kita terima begitu saja. Kebenaran semacam ini kita sebut kebenaran aksioma. Dari sebuah aksioma diturunkan berbagai dalil, baik dalil dasar maupun dalil turunan.
Di wilayah timur, India dan Cina dikenal penyumbang pengetahuan matematika yang handal. Di India, para matematikawan memiliki tugas untuk membuat berbagai bangunan pembakaran untuk korban di altar. Salah satu syaratnya adalah bentuk boleh (bahkan harus) berbeda tetapi luasnya harus sama. Misalnya membuat banguna pemekaran yang terdiri atas lima tingkat dan setiap tingkat terdiri dari 200 bata. Diantara dua tingkat, tidak boleh ada susuna bata yang sama persis. Saat itulah muncul ahli geometri di India. Tentu, bangunan itu juga dilengkapi dengan atap. Atap juga merupakan bagian tugas matematikawan India. Disinilah berkembang teori-teori geometri.
Seperti cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain, matematika (termasuk geometri) juga dikembangkan oleh para ilmuan Cina sejak 2000 tahun sebelum Masehi (atau sekitar 4000 tahun yang lalu). Kalau di Eropa terdapat buku unsur-unsur geometri Euclid yang mampu menembus waktu 2000 tahun tanpa tertandingi, di Timur Cina terdapat buku “Sembilan bab tentang matematika” yang dinuat sekitar tahun 179 oleh Liu Hui. Buku ini memuat banyak masalah geometri. Diantaranya menghitung luas dan volume. Dalam buku itu juga mengupas hukum Pythagoras. Juga banyak dibicarakan tentang polygon.
Pada zaman pertengahan, Ahli Matematik Muslis banyak menyumbangkan mengenai perkembangan geometri, terutma geometri aljabar dan aljabar geometri. Al- Mahani (1853) mendapat ide menguraikan masalah geometri seperti menyalin kubus kepada masalah dalam bentuk aljabar. Thabit Ibn Qurra (dikenal sebagai Thebit dalam Latin) (836 – 901) mengendali dengan pengendalian aritmetika yang diberikan kepada ratio kuantitas geometri, dan menyumbangkan tentang pengembangan geometri analitik. Omar Khayyam (1048 – 1131) menemukan penyelesaian geometri kepada persamaan kubik.

C.     Kajian Geometri Secara Umum (Cabang-Cabang Geometri)

1.      Geometri Diferensial
Geometri diferensial adalah sebuah disiplin matematika yang menggunakan teknik-teknik kalkulus diferensial dan kalkulus integral, juga aljabar linear dan aljabar multi linear, hingga masalah-masalah kajian dalam geometri. Teori kurva ruang dan dan bidang dalam ruang euklides tiga dimensi membentuk basis untuk pengembangan geometri diferensial pada abad ke-18 dan abad ke-19. Sejak akhir abad ke-19, geometri diferensial telah berkembang menjadi sebuah lapangan yang memperhatikan secara lebih umum dengan stuktur geometri pada lipatan terdiferensialkan. Geometri diferensial berhubungan dekat dengan topologi diferensial dan dengan aspek-aspek geometri pada teori persamaan diferensial. Geometri diferensial permukaan menangkap banyak gagasan  penting dan karakteristik teknik pada lapangan ini. Cabang-cabang dari geometri diferensial yaitu: Geometri Riemannian, Geometri Riemannian semu, Geometri Finsler, Geometri simplektis, Geometri kontak, Geometri kompleks dan Kahler,Geometri CR, Topologi diferensial, dan grup Lie.
1)      Geometri Riemannian
Geometri Riemannian mengkaji lipatan Riemannian, lipatan mulus dengan metric Riemannian. Ini adalah sebuah konsep tentang jarak yang disajikan dalam artian bentuk bilinear simetris definit positif mulus yang terdefinisi pada ruang tangen pada tiap-tiap titit. Berbagai konsep yang didasarkan pada panjang, seperti panjang lengkungan suatu kurva, luas suatu bidang, dan volume suatu padatan. Semuanya memiliki analogi natural dalam Geometri Riemannian.gagasan tentang turunan berarah suatu fungsi dari kalkulus peubah banyak diperluas dalam Geometri Riemannian menjadi gagasan turunan kovarian suatu tensor. Ada banyak konsep dan teknik analisis dan persamaan diferensial yang telah diperumum untuk berurusan dengan lipatan Riemannian.
2)      Geometri Riemannian semu
Geometri Riemannian semu memperumum Geometri Riemannian kepada kasus dimana tensor metrik tidak harus definit positif. Sebuah kasus khusus hal ini adalah “Lipatan Lorentzia”, yakni basis matematika untuk teori relativitas umum tentang gravitasi-nya Einsten
3)      Geometri Finsler
Geometri Finsler memiliki lipatan Finsler sebagai objek kajian utama. Ini adalah lipatan diferensial dengan suatu metrik Finsler, yaitu norma Banach yang terdefinisi pada tiap-tiap ruang tangen. Metrik Finsler adalah struktur yang jauh lebih umum daripada metrik Riemannian.
4)      Geometri simplektis,
Geometri simplektis adalah kajian tentang lipatan Simplektis. Lipatan yang hamper simplektis adalah lipatan terdiferensialkan yang diperlengkapi dengan bentuk bilinear matriks asimetris non-degenerat bervariasi mulus pada tiap-tiap ruang tangent
5)      Geometri kontak
Geometri kontak berurusan dengan lipatan tertentu yang berdimensi ganjil. Geometri kontak ini dekat dengan geometri simplektis dan seperti yang belakangan, geometri kontak mulai dipertanyakan dalam mekanika klasik
6)      Geometri kompleks dan Kahler
Geometri diferensial kompleks adalah kajian lipatan kompleks. Lipatan Kahler adalah lipatan yang diperlengkapi dengan struktur Kahler. Lipatan Kahler adalah lipatan simplektis dan kompleks.
7)       Geometri CR
Geometri CR adalah kajian geometri intrinsik dari batas-batas domain di dalam lipatan kompleks.
8)      Topologi diferensial
Topologi diferensial adalah kajian invarian geometris (global) tanpa bentuk metrik atau simplektis. Topologi diferensial bermula dari operasi-operasi natural, seperti turunan Lie dari bundle vector natural dan diferensial de Rham dari bentuk diferensial
9)      Grup Lie
Grup Lie adalah grup di dalam kategori lipatan mulus. Di samping sifat-sifat aljabar, grup Lie juga memanfaatkan sifat-sifat geometri diferensial. Konstruksi yang paling jelas adalah bahwa Aljabar Lie yakni ruang tangen pada unit yang diperlengkapi dengan kurung Lie di antara lapangan-lapangan vektor invarian-kiri.
2.      Geometri Projektif
Di dalam matematika, geometri projektif adalah kajian sifat-sifat geometris yang invarian dibawah transformasi projektif. Ini berati bahwa geometri projektif memiliki tatanan, ruang projektif, dan himpunan selektif yang berbeda dibandingkan konsep-konsep geometri elementer. Intuisi-intuisi dasarnya adalah bahwa ruang projektif memiliki lebih banyak titik daripada ruang euklides, dimana dimensi yang diberikan, dan bahwa transformasi geometris adalah diizinkan untuk memindahkan titik-titik ekstra ke titik-titik tadisional, dan begitu pula sebaliknya.
Sifat-sifat yang penuh makna di dalam geometri projektif disokong oleh gagasan baru transformasi ini, yang lebih radikal dalam efek-efeknya dibanding keterekspresiannya oleh suatu matriks transformasi dan translasi. Geometri projektif sebagian besarnya merupakan hasil pengembangan dari abad ke-19. Satu rancang bagun raksasa dari berbagai penelitian telah menjadikannya sebagai cabang geometri yang paling representative pada masa itu. Geometri projektif adalah teori tentang ruang projektif kompleks, karena koordinat-koordinat yang digunakan adalah bilangan kompleks. Geometri projektif juga merupakan subjek dengan banyak praktisi yang bekerja deminya, dibawah panji-panji geometri sintesis. Cabang lain yang muncul dari kajian-kajian aksiomatis geometri projektif adalah geometri berhingga. Cabang geometri projektif saat ini dibagi ke dalam banyak sub-cabang penelitian, dua contoh darinya adalah geometri aljabar projektif dan geometri diferensial projektif.  
Pada permulaan abad ke-19, karya Poncelet, Lazare Carnot, dan yang lainnya mendirikan geometri projektif sebagai cabang tersendiri dari matematika. Dasar-dasar yang seksama ini diajukan oleh Karl von Staudt dan disempurnakan oleh orang Italia Giuseppe Peano, Mario Pieri, Alessandro Padoa, dan Gino Fano pada penghujung abad ke-19.
Geometri projektif, seperti geometri afin dan geometri euklides, dapat juga dikembangkan dari program Erlangen-nya Felix Klein. Geometri projektif dikarakterisasi oleh invarian-invarian dibawah transformasi-transformasi grup projektif.
Setelah banyak karya yang memuat sedemikian banyaknya teorema dalam subjek ini, dasar-dasar geometri projektif menjadi lebih terpahami. Struktur insidensi dan rasio silang adalah invarian fundamental dibawah tranformasi projektif. Geometri projektif dapat dimodelkan oleh bidang afin (ruang afin) ditambah sebuah garis (hiperbidang) “di ketakhinggaan” dan kemudian memperlakukan garis iru (hiperbidang) sebagai sesuatu yang biasa.
Sebuah model aljabar untuk mengerjakan geometri projektif di dalam gaya geometri analitik diberikan oleh koordinat-koordinat homogeny. Di dalam artian yang mendasar, geometri projektif dan geometri terurut adalah elementer karena mereka melibatkan aksioma sesedikit mungkin dan kedua-duanya dapat digunakan sebagai fondasi bagi geometri afin dan geometri euklides. Geometri projektif tidaklah “terurut” dan dengan demikian geometri projektif adalah fondasi yang berbeda dari geometri.
D.    Geometri Bidang Datar (Euclid)
Geometri Euclid adalah sistem matematika yang dikaitkan oleh seorang ahli matematik Yunani bernama Euclid dari Alexandria, yang dijelaskan dalam buku teks tentang geometri yaitu Element. Element merupakan sebuah kajian sistematik yang terawal mengenai geometri. Element sudah menjadi salah satu buku-buku yang paling berpengaruh di dalam sejarah, sama banyaknya dengan kaedahnya yang mempunyai isi kandungan matematik. Materi Euclid terdiri dalam asumsi satu set kecil intuitif yang menarik aksioma, dan kemudian membuktikan banyaknya teorem-teorem daripada aksiom-aksiom. Meskipun banyak dari hasil Euclid telah dinyataakan oleh ahli-ahli matematika Yunani sebelumnya. Euclid adalah orang yang pertama yang menunjukan bagaimana proposisi-proposisi bisa masuk secara sempurna membentuk satu dedikasi dan system logis yang komprehesif.
Menjelang awal buku pertama dari Element, Euclid memberikan lima postulat (aksioma) untuk pesawat geometri, menyatakan dalam hal konstruksi (sebagaimana diterjemahkan oleh Thomas Heath) :
1.      “Untuk menggambar garis lurus dari setiap titik ke titik apapun”
2.      “Untuk menghasilkan (memperluas) sebuah garis lurus yang terbatas terus menerus dalam garis lurus”
3.      “Untuk menggambarkan lingkaran dengan pusat dan jarak”
4.      “ itu Semua sudut yang tepat sama dengan satu sama lain”
5.      Para parallel dalil : “ jika garis lurus jatuh di dua jalur lurus membuat sudut interior pada sisi yang sama kurang dari dua sudut yang tepatdua garis lurus, jika diproduksi tanpa batas waktu, bertemu disisi itu yang adalah sudut kurang dari dua sudut yang tepat”
Meskipun pernyataan Euclid dari postulat hanya secara eksplisit menegaskan keberadaan konstruksi, mereka juga diambil untuk menjadi unik. Element juga memasukkan lima “notasi biasa”  yaitu:
1.      Hal-hal yang sama dengan hal yang sama juga sama satu dengan lainnya.
2.      Jika sesuatu yang sama ditambahkan ke sama, maka keutuhan adalah sama.
3.      Jika sesuatu yang sama dikurangkan dari sama, maka sisanya adalah sama.
4.      Hal-hal yang bertepatan dengan satu sama lain sama satu sama lain
5.      Keseluruhan lebih besar daripada bagian.
Buku Element ini bermula dengan geometri satah yang masih diajarkan di sekolah menengah sebagai satu system aksiman dan contoh-contoh pembuktian formal yang pertama. Kemudian Element merangkumi geometri pepejal dalam tiga dimensi dan seterusnya geometri Euclid telah diperpanjang kepada satu bilangan dimensi yang terhingga.
Geometri Euclid mempelajari bidang datar. Kita dapat dengan mudah menggambarkannya dalam bidang datar. Kita bisa menggunakana buku atau kertas untuk mengetaui konsep-konsep dari geometri Euclid. Dalam bidang datar kita tahu bahwa :
1.      Jarak terpendek dari dua titik adalah sebuah garis (dari dua buah titik bisa tepat dibuat satu garis ).
2.      Jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 derajat
3.      Konsep dari jarak antar garis dapat diilustrasikan
Selama lebih dari dua ribu tahun, kata sifat “Euclid” tidak diperlukan karena tidak ada geometri lain yang disusun. Aksioma Euclid tampak sangat jelas bahwa pembuktian teorema lainnya dianggap benar secara mutlak. Namun, sekarang banyak geometri non-euclid sudah diketahui. Yang pertama yang telah ditemukan pada awal abad 19. Implikasi dari teori Einsten mengenai teori relativitas umum adalah bahwa ruang Euclidean adalah pendekatan yang baik terhadap sifat ruang fisik hanya dimana medan gravitasi tidak terlalu kuat.



























DAFTAR PUSTAKA

astutisetyoningsih.blogspot.com/2012/02/sejarah-geometri-euclid.html
aby-matematika.blogspot.com/2011/08/sejarah-geometri.html
id.wikipedia.org/wiki/Geometri diferensial
id.wikipedia.org/wiki/Geometri projektif
rimaag.blogspot.com/2013/03/geometri-euclid.html
matematikaoye.wordpress.com/geometri-euclid/

Kamis, 03 Oktober 2013

makalah kimia "sifat fisik dan kimia unsur utama dan transisi"



“ sifat fisik dan kimia unsur utama dan transisi “
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Kelompok 2
Ketua                   : Efy Nurhasanah
Sekretaris   : A.nurdawani
Anggota     : Sulastri
                     Zulkarnain
  Irmayanti
Kelas XII IPA3
SMA NEGERI 3 BULUKUMBA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena karunianya berupa kekuatan dan kesehatan  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Salam dan shalawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,kepada keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya yang senang tiasa ber istiqomah di jalan beliau,
Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sepatutnyalah kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya.
Kami menyadari bahwa dalam  makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan maklah ini.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah pengetahun pembaca dan bermanfaat bagi kita semua.Amin.









                                                                                    BULUKUMBA,30-10-2012


                                                                                                penulis                                                                                                                        



ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………………...i
Kata pengantar ………………………………………………………………………...ii
Daftar isi ……………………………………………………………………………..... iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………........1
A.     Latar Belakang ……………………………………………………………......2
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………………....2
C.     Tujuan Penulisan ……………………………………………………………...2
D.     Manfaat Penulisan …………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….....3
A.     Sifat fisik usur utama dan transisi ( titik didih, titik leleh,
Kekerasan,warna,kelarutan ) dan sifat khusus lainnya )…..………………..3
B.     Sifat kimia ( koreaktifan,reaksi kimia)………………………………………23
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………24
A.     Kesimpulan ………………………………………………………………........24
B.     Saran ……………………………………………………....................................25
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..26












iii

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron  pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur  golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa.
1
Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali.
maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.

B.     RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa saja Sifat fisika unsure utama dan transisi ( titik didih, titik leleh, kekerasan, warna kelarutan ) dan sifat khusus lainnya?
2.      Apa saja Sifat kimia ( koreaktifan,reaksi kimia) ?

C.     TUJUAN PENULISAN
Setiap membuat makalah,pasti penulis mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan pada makalah yang penulis buat adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui Sifat fisik unsur  utama dan transisi (titik didih,titik leleh,kekerasan,warna,kelarutan ) dan sifat khusus lainnya
2.      Untuk mengetahui Sifat kimia ( koreaktfan,reaksi kimia)

D.     MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan pada maklah yang penulis buat adalah sebagai berikut:
1.      Agar kita sebagai pelajar dapat memperoleh pengetahuan tambahan mengenai sifat fisik dan kimia unsure utama dan transisi.


2
BAB II
PEMBAHASAN

A.      SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Unsur-unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat, baik secara fisis maupun kimia. Berikut adalah sifat-sifat dari unsur-unsur transisi periode keempat.
Beberapa sifat umum unsur-unsur transisi periode keempat :
1.   SIFAT FISIS UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
I.   Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
(1)  Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
(2)  Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari satu.
(3)  Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
(4)  Pada umumnya senyawanya berwarna.
(5)   Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
(6)  Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
(7)  Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
(8)  Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
(9)  Dapat menghantarkan arus listrik.
(10) Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.

II.  Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena konfigurasi elektron unsur transisi menempati sub kulit d, elektron-elektron pada orbital d yang tidak penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron dengan energi rendah akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan menyerap warna misalnya energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena energi yang diserap besarnya pun tertentu. Struktur elektron pada orbital d yang bebeda akan mengasilkan warna yang pula.


3
Warna senyawa unsur-unsur transisi periode keempat
dengan bilangan oksidasi
      Biloks
Unsur
+2
+3
+4
+5
+6
+7
Sc
-
Tidak berwarna
Tidak berwarna
-
-
-
Ti
-
Ungu
Biru
-
-
-
V
Ungu
Hijau
-
Merah
Jingga
-
Cr
Biru
Hijau
-
-
Hijau
-
Mn
Merah muda
-
-
-
-
Ungu
Fe
Hijau muda
Kuning
-
-
-
-
Co
Merah muda
Biru
-
-
-
-
Ni
Hijau
-
-
-
-
-
Cu
Biru
-
-
-
-
-
Zn
Tidak berwarna
-
-
-
-
-

III.    Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion pusat yang menyediakan orbital d,s, dan p-nya yang kosong untuk elektron-elektron yang berasal dari ion atau molekul yang diikatnya yang disebut dengan ligan. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-) adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.
ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen koordinasi. Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam

4
dinamakan bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Pada umumnya ligan merupakan basa Lewis, yaitu ion yang dapat memberikan (donor) sepasang atau lebih elektron bebas. Seperti NH3, NO, H2O, F-, Cl-, CO32-, NO2-. Berdasarkan jumlah atom donor  yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan polidentat. H2O dan NH3 merupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H2N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat).
Secara umum penulisan ion kompleks adalah sebagai berikut.
         L adalah ion transisi,
         x adalah ligan,
         n muatan ion kompleks,
         m bilangan koordinasi.
Umumnya bilangan koordinasi, dua kali lipat dari biloks transisi terbesar. Contohnya besi (Fe) mempunyai biloks +2 dan +3 maka umumnya bilangan koordinasinya 6, sehingga jika membentuk ion kompleks misalnya dengan ion CN- maka terbentuk ion kompleks sebagai berikut
Fe(CN)64-                                                             Fe(CN)63-
                            Ligan                                                     Ligan
            Ion Fe2+ sebagai ion pusat                                        Ion Fe3+ sebagai ion pusat
                Dari kedua contoh diatas ion Fe(CN)64- dan Fe(CN)63- masing-masing memiliki muatan ion -4 dan -3. Bilangan oksidasi (biloks)  ion pusat dapat kita tentukan dengan cara sebagai berikut.

5
Biloks [Fe(CN)6]4-  = -4                       BO [Fe(CN)6]3- = -3

Biloks (Fe)  +  (6CN) = -4                  BO (Fe)  +  (6CN) = -3
Biloks (Fe) + (6 x -1) = -4                   BO (Fe) + (6 x -1) = -3
Biloks Fe -6 = -4                                 BO (Fe) -6 = -3
Biloks Fe = -4 + 6                               BO (Fe) = -3 + 6
Biloks Fe = +2                                     BO (Fe) = +3
Penamaan ion/senyawa kompleks dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
1.  Nama kation ditulis lebih dahulu diikuti anionnya, sama seperti panamaan senyawa ionik pada umumnya.
2.  Penamaan untuk ion kompleks, disebutkan nama ligannya dengan jumlahnya dan diberi akhiran o.
3.  Jumlah ligan yang diikat lebih dari satu diberi awalan di (2), tri(3), tetra(4), penta (5) dan sebagainya.
4.  Bilangan oksidasi logam ditulis dengan angka romawi.
5. Jika ion kompleks bermuatan negatif, maka nama logam diberi akhiran at. Nama kation logam bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation dan Anion Kompleks.
6. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut abjad, kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.
7.  Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada Tabel Nama Ligan.
  Sifat Magnetik
Ada beberapa sifat magnet dari unsur-unsur transisi diantaranya:
1.      Diamagnetik, tidak tertarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena atom atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya semua berpasangan.
2.      Paramagnetik, dapat ditarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena ada atom atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya ada yang tidak berpasangan. Jika sifat paramagnetiknya sangat kuat maka disebut feromagnetik.
Pada unsur-unsur logam transisi periode keempat, umumnya mempunyai elektron yang tidak berpasangan dalam orbital d sehingga umumnya bersifat paramagnetik.


6
Jadi, logam transisi periode keempat yang bersifat diamagnetik adalah Zn dan Cu. Sedangkan yang bersifat paramagnetik antara lain Sc, Ti, Cr, dan Mn, dan yang bersifat Feromagnetik adalah Fe, Co, dan Ni.

         2.     SIFAT KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
       1.      Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya, sehingga jarak elektron pada jarak terluar ke inti semakin kecil.
        2.      Energi Ionisasi
 Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-lah yang terlebih dahulu terionisasi.
        3.      Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit 4s1.
        4.      Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1) d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1) d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1) d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti Kobal (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn) lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n-1) d dan ns-nya. Di antara
7
unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada periode yang lebih besar.
 Asam kromium CrO3 beracun dan bersifat karsinogenik.
Secara umum, sifat-sifat kimia unsur-unsur transisi adalah sebagai berikut:
  • Mempunyai energi ionisasi yang relatif rendah (kurang dari 1000 kJ mol־¹), kecuali Zink yang agak besar (906 kJ mol־¹)
  • Harga keelektronegatifannya rendah (kurang dari 2)
  • Semua unsur transisi periode keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan oksidasi +1 , +2 , +3  
  • Pada tingkat oksidasi yang rendah, senyawa unsur transisi bersifat ionik

Sedangkan, sifat fisiknya:
  • Berwarna (berkaitan dengan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh)
  • Berbentuk padat maupun larutan

Berikut ini akan diuraikan beberapa data tentang unsur transisi yang meliputi sumber, sifat fisik, sifat kimia.

Besi (Fe)
Sumber: Di alam, besi banayk ditemukan dalam bentuk senyawa, antara lain sebagai hematit (Fe2O3), pirit (FeS2), dan siderit (FeCO3).Unsur ini merupakan bagian unsur keempat terbanyak dibumi.
asam, maupun CaO, MgO dan MnO yang bersifat basa). Pengotor yang bersifat asam biasanya lebih banyak, sehingga perlu ditambah CaCo3).
Sifat fisik besi:
  • Merupakan logam berwarna putih mengkilap
  • Keras
  • Kuat
  • Mudah dimodifikasi


8
Sifat kimia besi:
  • Agak reaktif, mudah teroksidasi
  • Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti : halogen, sulfur, pospor, boron, karbon dan silikon.
  • Kelarutan : larut dalam asam-asam mineral encer.

Seng (Zn)
Sumber: Di dapatkan di alam terutama sebagai kerpu zink (ZnS) yang terdapat di Australia, Kanada, dll.
Proses Pembuatan: Endapan Zn dapat terbentuk dengan senyawa-senyawa hidroksida, karbonat, fosfat, sulfida, molibdat, dan asam-asam organik yang terdiri dari humat, fulvat, dan ligand organik. Asam-asam organik berasal dari dekomposisi senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam bahan organik
Sifat fisik seng:
  • Tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh (putih, berkilau)
  • Jika Zink terbakar dalam udara, warnanya menjadi hijau kebiru-biruan yang terang
  • Sedikit kurang padat daripada besi
  • Pada suhu melebihi 210°C, logam ini menjadi rapuh dan akan pecah jika diketuk
Sifat kimia seng:
  • Logam zink mudah tertempa pada suhu antara 100°C sehingga 210°C dan boleh diketuk menjadi berbagai bentuk
  • Zink tidak bermagnet
  • Titik leleh dan titik didihnya relatif rendah
  • Tidak paramagnetik, melainkan diamagnetik
  • Bersifat sederhana reaktif
Sifat Kimia:
        Mudah larut dalam asam – asam mineral encer
        Kurang reaktif
        Dapat membentuk senyawa kompleks
        Senyawanya umumnya berwarna
9
        Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah
        Senyawa – senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwara biru.
        Ion Co3+  tidak stabil, tetapi kompleks – kompleksnya stabil baik dalam bentuk larutan maupun padatan.
        Kobalt (II) dapat dioksidasi menjadi kobalt(III)
        Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam
        Tahan korosi

Nikel (Ni)
Sumber: Bijih nikel yang utama antara lain:
        Millerit, NiS
        Smaltit (Fe,Co,Ni)As
        Nikolit (Ni)As
        Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S
        Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O
Nikel berwujud secara gabungan dengan belerang dalam millerite, dengan arsenic dalam galian niccolite dan dengan arsenic dan belerang dalam (nickelglance).  Nikel  juga terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuanultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenisendapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residu silikadan pada proses pelapukan  batuan  beku  ultrabasa  serta  sebagai  endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit .Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dariudara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yanglarut. Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus.Di dalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnyamembentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama  mineral- mineral ini selalu ikut serta unsure cobalt dalam  jumlah  kecil. Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannyabersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak  dengan tanah  dan batuan,  maka ada kecenderungan untuk membentuk  endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikatdengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada
10
celah-celah  atau  rekahan-rekahan  yang  dikenal  dengan  urat-urat  garnierit  (Ni,Mg)SiO3.xH2O.
Sifat Kimia:
  • Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat dengan udara
  • Jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO
  • Bereaksi dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2)
  • Bereaksi dengan steam H2O membentuk Oksida NiO
  • Bereaksi dengan HCl encer dan asam sulfut encer, yang reaksinya berlangsung lambat
  • Bereaksi dengan aman nitrat dan aquaregia, Ni segera larut
  • Tidak bereaksi dengan basa alkali
  • Bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam
Sifat Fisik:
        Logam putih keperak-perakan yang berkilat, keras
        Dampat ditempa dan ditarik
        Feromagnetik
        TL : 1420ºC, TD : 2900ºC

Tembaga (Cu)
Sumber :  di Indonesia kita mengenal Freeport (Timika, Papua), dan Newmont (Batuhijau, NTB)
Sifat Fisik:
  • Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning seperti pada gambar dan keras bila tidak murni.
  • Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat.
  • Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.




11
Sifat Kimia:
  • Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH) 2CO3
  • Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300°C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
  • Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2- (aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk.
  • Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3) 4+ 
  • Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II) klorida.












12
B.     SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR UTAMA DAN TRANSISI
Jumlah unsur banyak sekali, baik yang alamiah maupun yang buatan. Unsur-unsur tersebut disusun dalam tabel periodik. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan dalam kolom-kolom yang disebut dengan golongan dan dalam baris yang disebut periode. Secara garis besar unsur-unsur tersebut dibedakan atas unsur-unsur utama dan unsur-unsur transisi. Pada bab ini kita akan mempelajari unsur-unsur utama. Unsur utama termasuk dalam golongan A yang terdiri atas unsur logam dan unsur nonlogam. Golongan A terdiri dari delapan golongan (I – VIII).
1. Golongan IA atau Alkali
Unsur-unsur pada golongan IA dalam tabel periodik dikenal juga dengan nama unsur alkali, karena semua anggotanya bereaksi dengan air membentuk larutan alkali. Anggota golongan alkali dari atas ke bawah berturut turut adalah litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Unsur-unsur alkali disebut juga logam alkali. Unsur alkali memiliki ukuran yang lebih besar di antara unsur-unsur dalam satu periode. Unsur-unsur ini mempunyai energi ionisasi kecil.
Energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron pada kulit terluar. Makin besar nomor atom, energi ionisasinya makin berkurang. Hal ini karena semakin besar nomor atom berarti semakin jauh jarak elektron terluar dengan inti atom sehingga makin mudah lepas. Unsurunsur alkali mempunyai keelektronegatifan kecil. Oleh karena itu unsur alkali membentuk senyawa ion.
a. Sifat Fisika
Unsur-unsur golongan ini hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan logam. Oleh karena itu, logam ini mempunyai energi kohesi yang kecil yang menjadikan logam golongan ini lunak. Contohnya logam natrium yang lunak sehingga dapat diiris dengan pisau. Hal ini juga mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh dan titik didih unsur-unsur alkali.
Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat. Kekuatan reduktor dapat dilihat dari potensial elektrode. Unsur-unsur alkali dapat melarut dalam cairan amonia. Larutan encer logam alkali dalam amonia cair berwarna biru. Larutan ini adalah penghantar listrik yang lebih baik daripada larutan garam. Daya hantarnya hampir sama dengan daya hantar logam murni.

13
b. Sifat Kimia
Sifat kimia unsur-unsur alkali, adalah seperti berikut.
1) Sangat Reaktif
Unsur-unsur alkali sangat reaktif atau mudah bereaksi dengan unsur lain karena mereka mudah melepaskan elektron terluarnya. Di udara, unsur-unsur ini akan bereaksi dengan oksigen atau air. Oleh karena itu, unsur ini biasanya disimpan dalam minyak tanah atau hidrokarbon yang inert. Unsur alkali tidak ada yang terdapat di alam dalam bentuk unsurnya, biasanya bergabung dalam mineral yang larut dalam air, misal NaCl (natrium klorida). Unsur alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion uni-positif (positif satu).
2) Sifat Logam
Sifat logam unsur alkali dari atas ke bawah pada tabel periodik cenderung bertambah. Sifat ini terkait dengan kecenderungan atom unsur alkali melepas elektron.
3) Reaksi-reaksi pada logam alkali adalah seperti berikut.
a) Reaksi antara logam-logam alkali dan oksigen menghasilkan oksida (M2O), peroksida (M2O2), dan superoksida (MO2).
b) Reaksi logam alkali (M) dengan unsur-unsur halogen N, S, P, dan H2.
4) Logam-logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na (kuning), K (ungu), Rb (merah), dan Cs (biru/ungu).
2. Golongan IIA atau Alkali Tanah
Anggota unsur alkali tanah adalah berelium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan unsur radioaktif radium (Ra). Di antara unsur-unsur ini Mg dan Ca yang terbanyak terdapat di kerak bumi. Atom-atom golongan ini memiliki konfigurasi elektron np6(n + 1)s2 kecuali Be. Kerapatan unsur-unsur golongan ini lebih besar dari unsur alkali dalam satu periode. Unsur-unsur ini mempunyai dua elektron valensi yang terlibat dalam ikatan logam. Oleh karena itu dibandingkan dengan unsur golongan IA, unsurunsur ini lebih keras, energi kohesinya lebih besar, dan titik lelehnya lebih tinggi.
Titik leleh unsur-unsur alkali tanah tidak berubah secara teratur karena mempunyai struktur kristal yang berbeda. Misal unsur Be dan Mg memiliki struktur kristal heksagonal terjejal, sedangkan struktur kristal unsur Sr berbentuk kubus berpusat muka dan struktur kristal unsur Ba berbentuk kubus berpusat badan.

14
a.sifat fisika
Energi ionisasi makin kecil, dan jari-jari ion makin besar.
b. Sifat Kimia
Sifat kimia unsur alkali tanah sama dengan sifat kimia unsur alkali. Unsur alkali tanah terdapat dalam alam sebagai ion dipositif (positif dua). Kalsium, stronsium, dan barium memiliki sifat yang serupa, namun magnesium dan berelium berbeda dengan ketiga unsur tersebut yaitu kurang aktif. Semua unsur alkali tanah merupakan penyumbang elektron.
Unsur alkali tanah tergolong reduktor yang kuat. Unsur alkali tanah mudah bereaksi dengan unsur nonlogam membentuk senyawa ion misal halida, hidrida, oksida, dan sulfida. Unsur alkali tanah, kecuali berelium dan magnesium bereaksi dengan air..
3. Golongan IIIA
Unsur-unsur golongan IIIA tidak sereaktif unsur golongan IA dan IIA. Anggota unsur golongan IIIA adalah boron (B), aluminium (Al), gallium (Ga), indium (In), dan talium (Ti).
a. Sifat Fisika
Boron merupakan unsur pertama dalam golongan IIIA yang tergolong metaloid, sedangkan unsur-unsur lainnya tergolong logam. Reaktivitas unsur-unsur golongan ini tidak ada kecenderungan. Potensial reduksi golongan IIIA negatif, ini menunjukkan bahwa unsur IIIA bersifat lebih logam dibanding hidrogen. Al3+ mempunyai potensial reduksi negatif yang paling besar di antara kation golongan IIIA.  Oleh karena itu Al merupakan logam golongan IIIA yang paling aktif. Perhatikan sifat-sifat golongan IIIA pada tabel berikut.
b. Sifat Kimia Boron dan Aluminium
1) Boron
Boron adalah unsur yang tidak reaktif pada suhu biasa. Bila bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom unsur boron untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana yaitu B3+. Adapun reaksi pada boron adalah sebagai berikut.
a) Reaksi dengan halogen
Boron bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar dalam gas fluor.
b) Membentuk asam oksi
Jika dipanaskan dalam udara, unsur boron bereaksi dengan oksigen dalam pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida B2O3. Oksida ini bersifat asam.
15
c) Semua boron yang larut membentuk larutan yang bersifat basa bila dilarutkan dalam air, di mana ion BO32¯ bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
d) Boron membentuk molekul-molekul ion raksasa dengan atom oksigen menempati kedudukan yang berselang-seling dengan reaksi seperti berikut.
a. Sifat Fisika
Aluminium memiliki sifat fisika seperti yang ditunjukkan pada table berikut:

NO.

SIFAT

NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Jari-jari atom
Volume atom
Density (6600 C)
Density 200
Potensial elektroda (250 C)
Kapasitas panas (250 C)
Panas pembakaran
Tensile strength
Kekerasan brinnel
Hantaran panas (250 C)
Valensi
Kekentalan (7000 C)
Panas peleburan
Panas uap
Massa atom
Titik lebur
Titik didih
Tegangan permukaan
Tegangan tarik

10 cm/gr atm
2,368 gr/cm3
2,6989 gr/cm3
-1,67 volt
5,30oC cal/gr mol
399 cal/gr mol
700 mpa
12-16 skala
0,49 cal/det0C
3
0,0127 pois
94,6 cal/gram
200 cal/gr
26,98
6600C
24520C
900 dyne/cm
4,76 kg/mm

2) Sifat Kimia Unsur Aluminium
Sejumlah garam aluminium seperti halnya logam golongan IIIA mengkristal dalam larutannya sebagai  hidrat. Misal senyawa AlX3 ? 6 H2O (di mana X = Cl–, Br,– I–). Aluminium bersifat amfoter..

16
Aluminium dapat berlaku asam atau basa dikarenakan kecenderungan yang kuat untuk dioksidasi menjadi Al3+.
4. Karbon dan Silikon
Karbon dan silikon termasuk unsur golongan IVA. Anggota unsur golongan IVA lainnya adalah germanium (Ge), timah (Sn), plumbum (Pb). Di sini kita hanya akan mempelajari sifat unsur karbon dan silicon.
A,Sifat fisika

SIFAT

C

Si
Titik leleh 0 C
Titik didih  0 C
Massa jenis (g cm3)
Keelektronegatifan
Jari-jari kovalen

3.550
4.827
3,51
2,5
0,77
1.410
2.355
2,33
1,8
1,77

b. Sifat Kimia Karbon dan Silikon
Karbon dan silikon tidak reaktif pada suhu biasa. Karbon dan silikon membentuk kation sederhana seperti C4+ dan Si4+. Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut.
1) Karbon bereaksi langsung dengan fluor.
2) Karbon dibakar dalam udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon monoksida.
Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida.
3) Membentuk asam oksi.
Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi dengan air akan membentuk asam karbonat.
4) Membentuk garam asam oksi.
Asam karbonat, suatu asam diprotik yang khas, bereaksi dengan basa menghasilkan karbonat dan bikarbonat, antara lain seperti berikut.
- K2CO3 = kalium karbonat
- KHCO3 = kalium bikarbonat
- MgCO3 = magnesium karbonat
- Mg(HCO3)2 = magnesium bikarbonat
17
5) Kecenderungan atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga yang akan membentuk senyawa organik.
Sifat kimia silikon, antara lain seperti berikut.
1) Silikon bereaksi dengan halogen, secara umum reaksi yang terjadi dapat dituliskan seperti berikut.
2) Bila silikon dipanaskan dengan oksigen akan membentuk oksida SiO3, sehingga apabila oksida ini bereaksi dengan air membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan asam metasilikat H2SiO3. Senyawa ini tidak larut dalam air tetapi bereaksidengan basa.
3) Silikon membentuk garam dari asam oksi, antara lain seperti berikut.
- Na2SiO3 = natrium metasilikat
- Mg2 SiO4 = magnesium ortosilikat
- LiAl(SiO3)2 = litium aluminium metasilikat
4) Semua silikat membentuk larutan yang bersifat basa yang dapat dilarutkan dalam air, di mana ion SiO3 2¯ bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
5) Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion raksasa, di mana atom oksigen menempati kedudukan yang berselang-seling.
5. Nitrogen dan Fosfor
Nitrogen dan fosfor merupakan unsur-unsur dalam golongan VA. Anggota unsur golongan VA yang lainnya adalah arsen (As), antimonium (Sb), bismut (Bi). Kita akan mempelajari sifat-sifat unsur nitrogen dan fosfor.
a. Sifat Fisika
Masing-masing nitrogen dan fosfor mempunyai lima elektron valensi dengan konfigurasi elektron ns2np3. Bilangan oksidasi terbesar adalah +5.
b. Sifat Kimia
Nitrogen adalah unsur yang unik dalam golongannya, karena dapat membentuk senyawa dalam semua bilangan oksidasi dari tiga sampai lima. Senyawa nitrogen dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi.
Fosfor dapat membentuk ikatan dengan cara yang mirip dengan nitrogen. Fosfor dapat membentuk tiga ikatan kovalen, menerima tiga elektron membentuk ion P3¯. Reaksi yang terjadi pada fosfor, antara lain seperti berikut.


18
1) Fosfor dapat bersenyawa dengan kebanyakan nonlogam dan logam-logam yang reaktif.Fosfor bereaksi dengan logam IA dan IIA dapat membentuk fosfida.
Dalam air fosfida mengalami hidrolisis membentuk fosfin, PH3.
2) Fosfor membentuk dua macam senyawa dengan halogen yaitu trihalida, PX3 dan pentahalida PX5.
3) Membentuk asam okso fosfor
Asam okso dari fosfor yang dikenal adalah asam fosfit dan asam fosfat. Asam fosfit dapat dibuat dengan reaksi seperti berikut
6. Oksigen dan Belerang
Oksigen dan belerang merupakan unsur-unsur golongan VIA. Anggota golongan VIA yang lain adalah selenium (Se), tellurium (Te), polonium (Po). Oksigen dan belerang adalah dua unsur yang sangat umum di antara unsur-unsur golongan VI A.
a. Sifat Fisika
1.) sifat fisika oksigen
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsure kecuali dengan gas mulia.
2).sifat fisika belerang
Mudah bereaksi dengan semua unsure kecuali emas,platinum dan gas mulia.
b. Sifat Kimia
1) Sifat Kimia Oksigen
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan. Biasanya oksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan bereaksi dengan bukan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan membentuk oksida.
2) Sifat Kimia Belerang
Belerang hanya memerlukan dua elektron lagi untuk mencapai konfigurasi s2p4 dari gas mulia. Jika belerang bereaksi dengan logam maka belerang bertindak sebagai penerima elektron. Belerang mudah bereaksi dengan semua unsur kecuali emas, platinum dan gas mulia.
7. Golongan VIIA atau Halogen
Senyawa dan ion golongan halogen dinamakan halide. Anggota golongan VIIA adalah fluor (F), klor (Cl), brom (Br), iod (I), dan astat (As). Astat ditemukan di alam dalam jumlah yang sangat sedikit. Semua unsur halogen bersifat nonlogam.

19
a. Sifat Fisika
Unsur-unsur golongan VIIA mempunyai konfigurasi elektron ns2np5 dan merupakan unsur-unsur yang paling elektronegatif. Unsur halogen selalu mempunyai bilangan oksidasi -1, kecuali fluor yang selalu univalent. Unsur ini dapat mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III) dan (+VII).
Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Titik leleh dan titik didih bertambah jika nomor atom bertambah. Hal
ini karena molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik Van der Waals yang lebih besar.
Energi ikatan X2 (kalor disosiasi) berkurang jika atom bertambah besar. Kecenderungan ini hanya dapat diamati untuk Cl2, Br, dan I2. Perhatikan Gambar 4.2 di samping. Energi ikatan F2 sangat rendah (158 kJmo-1), karena terjadi tolak menolak antara elektron tak-terikat. Hal inilah yang menyebabkan F2 sangat reaktif. Energi ionisasi unsur halogen sangat tinggi dan yang paling tinggi adalah fluor. Molekul halogen berwarna karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat dan mempunyai potensial elektrode negatif.
b. Sifat Kimia
Fluor dan klor membantu reaksi pembakaran dengan cara seperti oksigen. Brom berupa cairan merah tua pada suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Fluor dan klor biasanya berupa gas. Reaksi-reaksi halogen antara lain seperti berikut.
1) Reaksi Halogen dengan Air
Semua unsur halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi halogen dengan air maka sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi. Fluorin bereaksi sempurna dengan air menghasilkan asam fluorida dan oksigen. Reaksi yang terjadi seperti berikut.
Ion ClO¯ merupakan bahan aktif zat pemutih. Senyawa NaClO digunakan sebagai zat pemutih kertas, pulp, tekstil, dan bahan pakaian.
2) Reaksi Halogen dengan Hidrogen
Halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida.
Reaksi F2 dan Cl2 dengan hidrogen disertai ledakan tetapi bromin dan iodin bereaksi dengan lambat.


20
3) Reaksi Halogen dengan Halogen
Reaksi halogen dengan halogen menghasilkan senyawa yang dinamakan senyawa antarhalogen. Unsur yang lebih elektronegatif sebagai zat oksidator dan diberi bilangan oksidasi negatif dalam senyawaannya.
Senyawa-senyawa antarhalogen bersifat diamagnetik dan merupakan oksidator kuat. Senyawa antarhalogen dapat mengalami reaksi hidrolisis.
4) Reaksi Halogen dengan Logam
Halogen bereaksi dengan kebanyakan logam. Bromin dan iodin tidak bereaksi dengan emas, platinum atau beberapa logam mulia lainnya.
5) Reaksi Halogen dengan Hidrokarbon Halogen umumnya bereaksi dengan hidrokarbon dengan cara menggantikan atom-atom hidrogen.
6) Reaksi Halogen dengan Nonlogam dan Metaloid Tertentu Halogen bereaksi secara langsung dengan sejumlah nonlogam dan metaloid. Unsur nonlogam fosfor dan metaloid boron, arsen, dan stirium (misal Y) bereaksi dengan unsur halogen (X),
Fluorin mudah bereaksi tetapi iodin sukar bereaksi. Adapun nitrogen tidak langsung bersatu dengan halogen karena ketidakaktifannya.
c. Kereaktifan
Kereaktifan golongan halogen menurun secara teratur mulai fluor hingga iod. Kereaktifan ini dikaitkan dengan kemampuannya menerima elektron membentuk ion negatif. . Daya Oksidasi
8. Golongan Gas Mulia
Golongan gas mulia terdiri atas helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe). Gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang penuh. Oleh karena itu, unsur gas mulia stabil.









21
a. Sifat Fisika
Setiap sifat tertentu dari unsur ini berubah secara teratur. Unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah serta kalor penguapan yang rendah. Hal ini menunjukan bahwa terdapat ikatan Van der Waals yang sangat lemah antaratom. Helium adalah zat yang mempunyai titik didih yang paling rendah.
b. Sifat Kimia
Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat sebuah senyawaan stabil yang dianggap sebagai XePtF6. Hal ini tentu menggemparkan, karena telah lama dikenal bahwa unsur golongan VIIIA bersifat inert. Setelah ini, tidak lama kemudian ahli riset lainnya
menunjukkan bahwa xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor membentuk senyawaan biner seperti XeF2, XeF4, dan XeF6.
1) Bilangan Oksidasi +2
Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2 jika kedua unsur ini diradiasi dengan uap raksa dalam fluor. Xe(II) dapat bereaksi selanjutnya menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan. Adapun XeF2 dapat terbentuk jika xenon padat direaksikan dengan difluoroksida pada suhu -120 °C.
XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul linier dengan hibdridisasi sp3d.
2) Bilangan Oksidasi + 4
Xenon(IV) fluorida dapat dibuat dengan memanaskan campuran xenon dan fluor dengan komposisi 1 : 5 pada tekanan 6 atm, dan menggunakan nikel sebagai katalis.
XeF4 mempunyai struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp3 pada suhu 400 °C.
3) Bilangan Oksidasi +6
Hanya xenon yang dapat membentuk XeF6. Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran kedua unsur ini dengan komposisi Xe : F2 = 1 : 20 pada suhu 300 °C dan tekanan 50 atm.
Xenon(VI) fluorida mempunyai bentuk oktahendral (distorted). Pada suhu kamar berbentuk kristal berwarna dan memiliki titik leleh 48 °C. Senyawa ini bereaksi dengan silika membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling stabil.
Pada suhu kamar XeOF4 berbentuk cairan tidak berwarna. XeF6 dapat mengalami hidrolisis membentuk xenon(VI) oksida, dengan reaksi seperti berikut.



22
4) Bilangan Oksidasi +8
Xe(IV) dapat dioksidasi menjadi Xe(VIII) oleh ozon dalam larutan basa. Xe(VIII) hanya stabil dalam larutan. Selain senyawa xenon, telah berhasil dibuat kripton fluorida, KrF2 dan radon fluorida, RnF2. Radon bereaksi spontan dengan fluor pada suhu kamar. Adapun kripton bereaksi dengan fluor hanya jika keduanya disinari atau melepaskan muatan listrik. Akan tetapi belum dilaporkan adanya senyawa helium, neon atau argon.



























23
BAB III
PENUTUP

        A.   KESIMPULAN
       1.      Unsur – unsur golongan transisi periode keempat diperoleh dari dalam bumi dengan cara metalurgi. Proses metalurgi meliputi konsentrasi, reduksi, dan pemurnian.
Secara umum, sifat-sifat kimia unsur-unsur transisi adalah sebagai berikut:
  • Mempunyai energi ionisasi yang relatif rendah (kurang dari 1000 kJ mol־¹), kecuali Zink yang agak besar (906 kJ mol־¹)
  • Harga keelektronegatifannya rendah (kurang dari 2)
  • Semua unsur transisi periode keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan oksidasi +1 , +2 , +3  
  • Pada tingkat oksidasi yang rendah, senyawa unsur transisi bersifat ionik

Sedangkan, sifat fisiknya:
  • Berwarna (berkaitan dengan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh)
  • Berbentuk padat maupun larutan
Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
·          Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
·           Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya      lebih dari satu.
·           Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
·           Pada umumnya senyawanya berwarna.
·          Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
·          Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
·           Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
·           Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
·           Dapat menghantarkan arus listrik.
·           Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.

24
         B.   SARAN

Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan sehari-hari, maka kita selaku siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode ke empat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.




























25
DAFTAR PUSTAKA

Irmayanti.2012.Bontobahari.
Muchtaridi.Sandri Justiana.2007.Kimia Tiga.Yudistira.Jakarta.
Nurdawani Andi.2012.Bontobahari.
Nurhasanah Efy.2012.Bontobahari.
Nain Zulkar.2012.Bontobahari.
Sulastri.2012.Bontobahari.
























26