“ sifat fisik dan kimia unsur utama
dan transisi “
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Kelompok
2
Ketua : Efy Nurhasanah
Sekretaris : A.nurdawani
Anggota : Sulastri
Zulkarnain
Irmayanti
Kelas XII IPA3
SMA NEGERI 3 BULUKUMBA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
ALLAH SWT karena karunianya berupa kekuatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Salam dan shalawat semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,kepada keluarganya, para sahabat, dan para
pengikutnya yang senang tiasa ber istiqomah di jalan beliau,
Makalah ini dapat terselesaikan
berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sepatutnyalah kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan
bantuannya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan maklah ini.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga
makalah ini dapat menambah pengetahun pembaca dan bermanfaat bagi kita
semua.Amin.
BULUKUMBA,30-10-2012
penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ………………………………………………………………………...i
Kata
pengantar ………………………………………………………………………...ii
Daftar isi
……………………………………………………………………………..... iii
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………………………........1
A.
Latar
Belakang ……………………………………………………………......2
B.
Rumusan
Masalah …………………………………………………………....2
C.
Tujuan
Penulisan ……………………………………………………………...2
D.
Manfaat
Penulisan …………………………………………………………....2
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………………….....3
A.
Sifat fisik usur utama dan transisi
( titik didih, titik leleh,
Kekerasan,warna,kelarutan
) dan sifat khusus lainnya )…..………………..3
B.
Sifat kimia ( koreaktifan,reaksi
kimia)………………………………………23
BAB
III PENUTUP ……………………………………………………………………24
A.
Kesimpulan
………………………………………………………………........24
B.
Saran
……………………………………………………....................................25
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………………..26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hingga saat
ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu
golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu,
unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam,
dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu
kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa
adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur
kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan
logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.Unsur transisi adalah
unsur yang dapat menggunakan elektron pada
kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang
lain.
Unsur transisi periode keempat
umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh
(kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi
periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh
unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas
katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium
(V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga
(Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke
kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun
menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta
energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu,
dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat
kimia dan sifat fisika yang serupa.
1
Hal ini berbeda dengan unsur utama yang
mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali
Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki susunan atom yang lebih
rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan
(densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali.
maupun Alkali Tanah. Dengan
demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi
lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi
yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu,
entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi
dibandingkan unsur logam golongan utama.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Yang menjadi permasalahan yang perlu
diperhatikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
saja Sifat fisika unsure utama dan transisi ( titik didih, titik leleh,
kekerasan, warna kelarutan ) dan sifat khusus lainnya?
2.
Apa saja Sifat kimia ( koreaktifan,reaksi
kimia) ?
C.
TUJUAN
PENULISAN
Setiap membuat makalah,pasti penulis mempunyai tujuan
tertentu. Adapun tujuan pada makalah yang penulis buat adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui Sifat fisik
unsur utama dan transisi (titik
didih,titik leleh,kekerasan,warna,kelarutan ) dan sifat khusus lainnya
2.
Untuk mengetahui Sifat kimia (
koreaktfan,reaksi kimia)
D.
MANFAAT
PENULISAN
Adapun manfaat penulisan pada maklah
yang penulis buat adalah sebagai berikut:
1.
Agar kita sebagai pelajar dapat
memperoleh pengetahuan tambahan mengenai sifat fisik dan kimia unsure utama dan
transisi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR
TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Unsur-unsur transisi periode keempat
memiliki beberapa sifat, baik secara fisis maupun kimia. Berikut adalah
sifat-sifat dari unsur-unsur transisi periode keempat.
Beberapa
sifat umum unsur-unsur transisi periode keempat :
1. SIFAT FISIS
UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
I. Unsur-unsur
transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas
unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
(1) Unsur-unsur transisi
bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
(2) Bersifat logam, maka
mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari satu.
(3) Banyak diantaranya
dapat membentuk senyawa kompleks.
(4) Pada umumnya
senyawanya berwarna.
(5) Beberapa
diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
(6) Titik didih dan titik
leburnya sangat tinggi.
(7) Mudah dibuat lempengan
atau kawat dan mengkilap.
(8) Sifatnya makin lunak
dari kiri ke kanan.
(9) Dapat menghantarkan
arus listrik.
(10) Persenyawaan dengan unsur
lain mempunyai oksida positif.
II. Senyawa yang dibentuk pada
umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena konfigurasi elektron unsur transisi
menempati sub kulit d, elektron-elektron pada orbital d yang tidak
penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron dengan energi rendah akan
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan menyerap
warna misalnya energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena energi
yang diserap besarnya pun tertentu. Struktur elektron pada orbital d yang
bebeda akan mengasilkan warna yang pula.
3
Warna senyawa unsur-unsur transisi
periode keempat
dengan bilangan oksidasi
Biloks
Unsur
|
+2
|
+3
|
+4
|
+5
|
+6
|
+7
|
Sc
|
-
|
Tidak berwarna
|
Tidak berwarna
|
-
|
-
|
-
|
Ti
|
-
|
Ungu
|
Biru
|
-
|
-
|
-
|
V
|
Ungu
|
Hijau
|
-
|
Merah
|
Jingga
|
-
|
Cr
|
Biru
|
Hijau
|
-
|
-
|
Hijau
|
-
|
Mn
|
Merah muda
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ungu
|
Fe
|
Hijau muda
|
Kuning
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Co
|
Merah muda
|
Biru
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ni
|
Hijau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Cu
|
Biru
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Zn
|
Tidak berwarna
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
III.
Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion
pusat yang menyediakan orbital d,s, dan p-nya yang kosong untuk
elektron-elektron yang berasal dari ion atau molekul yang diikatnya yang
disebut dengan ligan. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-,
bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-) adalah -1. Dengan
demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain,
pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi
masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian,
bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.
ikatan yang terjadi antara ion pusat
dengan ligan, yaitu ikatan kovalen koordinasi. Banyaknya pasangan elektron yang
diterima oleh ion logam
4
dinamakan
bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang
terikat pada kation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+
pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah dua,
bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+
adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3-
adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Pada umumnya ligan merupakan
basa Lewis, yaitu ion yang dapat memberikan (donor) sepasang atau lebih
elektron bebas. Seperti NH3, NO, H2O, F-, Cl-,
CO32-, NO2-. Berdasarkan jumlah atom
donor yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat
dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan polidentat. H2O
dan NH3 merupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang
elektron). Sedangkan Etilendiamin (H2N-CH2-CH2-NH2,
sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan
dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen
chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat).
Secara umum penulisan ion kompleks
adalah sebagai berikut.
L adalah
ion transisi,
x adalah
ligan,
n muatan
ion kompleks,
m bilangan
koordinasi.
Umumnya bilangan koordinasi, dua
kali lipat dari biloks transisi terbesar. Contohnya besi (Fe) mempunyai biloks
+2 dan +3 maka umumnya bilangan koordinasinya 6, sehingga jika membentuk ion
kompleks misalnya dengan ion CN- maka terbentuk ion kompleks sebagai
berikut
Fe(CN)64-
Fe(CN)63-
Ligan
Ligan
Ion Fe2+ sebagai ion
pusat
Ion Fe3+ sebagai ion pusat
Dari
kedua contoh diatas ion Fe(CN)64- dan Fe(CN)63-
masing-masing memiliki muatan ion -4 dan -3. Bilangan oksidasi (biloks)
ion pusat dapat kita tentukan dengan cara sebagai berikut.
5
Biloks [Fe(CN)6]4-
=
-4
BO [Fe(CN)6]3- = -3
Biloks (Fe) + (6CN) =
-4
BO (Fe) + (6CN) = -3
Biloks (Fe) + (6 x -1) =
-4
BO (Fe) + (6 x -1) = -3
Biloks Fe -6 =
-4
BO (Fe) -6 = -3
Biloks Fe = -4 +
6
BO (Fe) = -3 + 6
Biloks Fe =
+2
BO (Fe) = +3
Penamaan ion/senyawa kompleks
dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
1. Nama
kation ditulis lebih dahulu diikuti anionnya, sama seperti panamaan senyawa
ionik pada umumnya.
2. Penamaan
untuk ion kompleks, disebutkan nama ligannya dengan jumlahnya dan diberi
akhiran o.
3.
Jumlah ligan yang diikat lebih dari satu diberi awalan di (2), tri(3),
tetra(4), penta (5) dan sebagainya.
4. Bilangan oksidasi
logam ditulis dengan angka romawi.
5. Jika
ion kompleks bermuatan negatif, maka nama logam diberi akhiran at. Nama
kation logam bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation dan Anion
Kompleks.
6. Dalam
ion kompleks, nama ligan disusun menurut abjad, kemudian dilanjutkan dengan
nama kation logam transisi.
7.
Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat
pada Tabel Nama Ligan.
• Sifat Magnetik
Ada beberapa sifat magnet dari
unsur-unsur transisi diantaranya:
1.
Diamagnetik, tidak tertarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena atom
atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya semua berpasangan.
2.
Paramagnetik, dapat ditarik oleh medan magnet, hal ini
disebabkan karena ada atom atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya ada
yang tidak berpasangan. Jika sifat paramagnetiknya sangat kuat maka disebut feromagnetik.
Pada unsur-unsur logam transisi
periode keempat, umumnya mempunyai elektron yang tidak berpasangan dalam
orbital d sehingga umumnya bersifat paramagnetik.
6
Jadi, logam transisi periode keempat
yang bersifat diamagnetik adalah Zn dan Cu. Sedangkan yang bersifat
paramagnetik antara lain Sc, Ti, Cr, dan Mn, dan yang bersifat Feromagnetik
adalah Fe, Co, dan Ni.
2. SIFAT KIMIA
UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1.
Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke
Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka
semakin besar pula gaya tarik intinya, sehingga jarak elektron pada jarak
terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi
Ionisasi
Energi ionisasi cenderung
bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif, namun secara umum
Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Kalau kita perhatikan,
ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron pada logam transisi.
Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke
kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu
dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif
dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu
besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-lah yang
terlebih dahulu terionisasi.
3.
Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur
transisi periode keempat mempunyai elektron pada kulit terluar 4s2,
sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit 4s1.
4.
Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di
alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Walaupun unsur
transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali.
Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah
orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s)
dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1) d1ns2,
bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1) d5ns2,
akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5,
situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1) d6ns2,
bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan
oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting
seperti Kobal (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn) lebih rendah dari
bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n-1) d dan ns-nya. Di
antara
7
unsur-unsur yang ada dalam golongan
yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada
periode yang lebih besar.
Asam kromium CrO3 beracun dan
bersifat karsinogenik.
Secara umum, sifat-sifat kimia unsur-unsur transisi adalah
sebagai berikut:
- Mempunyai energi ionisasi yang
relatif rendah (kurang dari 1000 kJ mol־¹), kecuali Zink yang agak besar (906 kJ mol־¹)
- Harga keelektronegatifannya
rendah (kurang dari 2)
- Semua unsur transisi periode
keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan oksidasi +1 , +2 , +3
- Pada tingkat oksidasi yang
rendah, senyawa unsur transisi bersifat ionik
Sedangkan, sifat fisiknya:
- Berwarna (berkaitan dengan
adanya subkulit d yang tidak terisi penuh)
- Berbentuk padat maupun larutan
Berikut ini akan diuraikan beberapa data tentang unsur
transisi yang meliputi sumber, sifat fisik, sifat kimia.
Besi (Fe)
Sumber: Di alam, besi banayk ditemukan dalam bentuk senyawa,
antara lain sebagai hematit (Fe2O3),
pirit (FeS2), dan siderit (FeCO3).Unsur ini merupakan bagian
unsur keempat terbanyak dibumi.
asam, maupun CaO, MgO dan MnO yang bersifat basa). Pengotor
yang bersifat asam biasanya lebih banyak, sehingga perlu ditambah CaCo3).
Sifat fisik besi:
- Merupakan logam berwarna putih
mengkilap
- Keras
- Kuat
- Mudah dimodifikasi
8
Sifat kimia besi:
- Agak reaktif, mudah teroksidasi
- Mudah bereaksi dengan
unsur-unsur non logam seperti : halogen, sulfur, pospor, boron, karbon dan
silikon.
- Kelarutan : larut dalam
asam-asam mineral encer.
Seng (Zn)
Sumber: Di dapatkan di alam terutama sebagai kerpu zink
(ZnS) yang terdapat di Australia, Kanada, dll.
Proses Pembuatan: Endapan Zn dapat terbentuk dengan
senyawa-senyawa hidroksida, karbonat, fosfat, sulfida, molibdat, dan asam-asam
organik yang terdiri dari humat, fulvat, dan ligand organik. Asam-asam organik
berasal dari dekomposisi senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam bahan
organik
Sifat fisik seng:
- Tidak berwarna karena subkulit 3d-nya
terisi penuh (putih, berkilau)
- Jika Zink terbakar dalam udara,
warnanya menjadi hijau kebiru-biruan yang terang
- Sedikit kurang padat daripada
besi
- Pada suhu melebihi 210°C, logam
ini menjadi rapuh dan akan pecah jika diketuk
Sifat kimia seng:
- Logam zink mudah tertempa pada
suhu antara 100°C sehingga 210°C dan boleh diketuk menjadi berbagai bentuk
- Zink tidak bermagnet
- Titik leleh dan titik didihnya
relatif rendah
- Tidak paramagnetik, melainkan
diamagnetik
- Bersifat sederhana reaktif
Sifat Kimia:
Mudah larut dalam asam – asam mineral encer
Kurang reaktif
Dapat membentuk senyawa kompleks
Senyawanya umumnya berwarna
9
Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah
Senyawa – senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau
tak terdisosiasi berwara biru.
Ion Co3+ tidak stabil, tetapi
kompleks – kompleksnya stabil baik dalam bentuk larutan maupun padatan.
Kobalt (II) dapat dioksidasi menjadi kobalt(III)
Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk
endapan hitam
Tahan korosi
Nikel (Ni)
Sumber: Bijih nikel yang utama antara lain:
Millerit, NiS
Smaltit (Fe,Co,Ni)As
Nikolit (Ni)As
Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S
Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O
Nikel berwujud secara gabungan dengan belerang
dalam millerite, dengan arsenic dalam galian niccolite dan dengan
arsenic dan belerang dalam (nickelglance). Nikel
juga terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuanultrabasa
seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenisendapan
nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residu
silikadan pada proses pelapukan batuan beku
ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga
sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit
.Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2
berasal dariudara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral
yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan
Mg, Fe, Ni yanglarut. Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel
silika yang sangat halus.Di dalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai
ferri-hydroksida, akhirnyamembentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit,
dan haematit dekat permukaan. Bersama mineral- mineral ini selalu
ikut serta unsure cobalt dalam jumlah kecil. Larutan yang
mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannyabersifat asam,
hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak
dengan tanah dan batuan,
maka ada kecenderungan untuk membentuk endapan
hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau
hydrosilikatdengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap
pada
10
celah-celah atau rekahan-rekahan yang
dikenal dengan urat-urat garnierit (Ni,Mg)SiO3.xH2O.
Sifat Kimia:
- Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat
dengan udara
- Jika dibakar,
reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO
- Bereaksi dengan Cl2
membentuk Klorida (NiCl2)
- Bereaksi dengan steam H2O
membentuk Oksida NiO
- Bereaksi dengan HCl encer dan
asam sulfut encer, yang reaksinya berlangsung lambat
- Bereaksi dengan aman nitrat dan
aquaregia, Ni segera larut
- Tidak bereaksi dengan basa
alkali
- Bereaksi dengan H2S
menghasilkan endapan hitam
Sifat Fisik:
Logam putih
keperak-perakan yang berkilat, keras
Dampat ditempa
dan ditarik
Feromagnetik
TL : 1420ºC, TD : 2900ºC
Tembaga (Cu)
Sumber : di Indonesia kita
mengenal Freeport (Timika, Papua),
dan Newmont (Batuhijau, NTB)
Sifat Fisik:
- Tembaga merupakan logam yang
berwarna kunign seperti emas kuning seperti pada gambar dan keras bila
tidak murni.
- Mudah ditempa (liat) dan
bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan
kawat.
- Konduktor panas dan listrik
yang baik, kedua setelah perak.
11
Sifat Kimia:
- Tembaga merupakan unsur yang
relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara yang
lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau
yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH) 2CO3
- Pada kondisi yang istimewa
yakni pada suhu sekitar 300°C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi,
sekitar 1000ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang
berwarna merah.
- Tembaga tidak diserang oleh air
atau uap air dan asam-asam nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4
encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam
tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya
ion kompleks CuCl2- (aq)
yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk.
- Tembaga tidak bereaksi dengan
alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara membentuk larutan yang
berwarna biru dari kompleks Cu(NH3) 4+
- Tembaga panas dapat bereaksi
dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan belerang membentuk
tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen
membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II)
klorida.
12
B.
SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR
UTAMA DAN TRANSISI
Jumlah unsur banyak sekali, baik
yang alamiah maupun yang buatan. Unsur-unsur tersebut disusun dalam tabel
periodik. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan dalam kolom-kolom yang disebut
dengan golongan dan dalam baris yang disebut periode. Secara
garis besar unsur-unsur tersebut dibedakan atas unsur-unsur utama dan
unsur-unsur transisi. Pada bab ini kita akan mempelajari unsur-unsur utama.
Unsur utama termasuk dalam golongan A yang terdiri atas unsur logam dan unsur
nonlogam. Golongan A terdiri dari delapan golongan (I – VIII).
1. Golongan IA atau Alkali
Unsur-unsur pada golongan IA dalam
tabel periodik dikenal juga dengan nama unsur alkali, karena semua anggotanya
bereaksi dengan air membentuk larutan alkali. Anggota golongan alkali dari atas
ke bawah berturut turut adalah litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium
(Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Unsur-unsur alkali disebut juga logam
alkali. Unsur alkali memiliki ukuran yang lebih besar di antara unsur-unsur
dalam satu periode. Unsur-unsur ini mempunyai energi ionisasi kecil.
Energi ionisasi merupakan energi
yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron pada kulit terluar. Makin besar
nomor atom, energi ionisasinya makin berkurang. Hal ini karena semakin besar
nomor atom berarti semakin jauh jarak elektron terluar dengan inti atom
sehingga makin mudah lepas. Unsurunsur alkali mempunyai keelektronegatifan
kecil. Oleh karena itu unsur alkali membentuk senyawa ion.
a. Sifat Fisika
Unsur-unsur golongan ini hanya
mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan logam.
Oleh karena itu, logam ini mempunyai energi kohesi yang kecil yang menjadikan
logam golongan ini lunak. Contohnya logam natrium yang lunak sehingga dapat
diiris dengan pisau. Hal ini juga mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh
dan titik didih unsur-unsur alkali.
Unsur-unsur alkali adalah reduktor
kuat. Kekuatan reduktor dapat dilihat dari potensial elektrode. Unsur-unsur
alkali dapat melarut dalam cairan amonia. Larutan encer logam alkali dalam
amonia cair berwarna biru. Larutan ini adalah penghantar listrik yang lebih
baik daripada larutan garam. Daya hantarnya hampir sama dengan daya hantar
logam murni.
13
b. Sifat Kimia
Sifat kimia unsur-unsur alkali,
adalah seperti berikut.
1) Sangat Reaktif
Unsur-unsur alkali sangat reaktif
atau mudah bereaksi dengan unsur lain karena mereka mudah melepaskan elektron
terluarnya. Di udara, unsur-unsur ini akan bereaksi dengan oksigen atau air.
Oleh karena itu, unsur ini biasanya disimpan dalam minyak tanah atau
hidrokarbon yang inert. Unsur alkali tidak ada yang terdapat di alam dalam
bentuk unsurnya, biasanya bergabung dalam mineral yang larut dalam air, misal
NaCl (natrium klorida). Unsur alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion
uni-positif (positif satu).
2) Sifat Logam
Sifat logam unsur alkali dari atas
ke bawah pada tabel periodik cenderung bertambah. Sifat ini terkait dengan
kecenderungan atom unsur alkali melepas elektron.
3) Reaksi-reaksi pada logam alkali
adalah seperti berikut.
a) Reaksi antara logam-logam alkali
dan oksigen menghasilkan oksida (M2O), peroksida (M2O2), dan superoksida (MO2).
b) Reaksi logam alkali (M) dengan
unsur-unsur halogen N, S, P, dan H2.
4) Logam-logam alkali memberikan
warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na (kuning), K (ungu), Rb (merah),
dan Cs (biru/ungu).
2. Golongan IIA atau Alkali Tanah
Anggota unsur alkali tanah adalah
berelium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan
unsur radioaktif radium (Ra). Di antara unsur-unsur ini Mg dan Ca yang
terbanyak terdapat di kerak bumi. Atom-atom golongan ini memiliki konfigurasi
elektron np6(n + 1)s2 kecuali Be. Kerapatan unsur-unsur golongan ini lebih
besar dari unsur alkali dalam satu periode. Unsur-unsur ini mempunyai dua
elektron valensi yang terlibat dalam ikatan logam. Oleh karena itu dibandingkan
dengan unsur golongan IA, unsurunsur ini lebih keras, energi kohesinya lebih
besar, dan titik lelehnya lebih tinggi.
Titik leleh unsur-unsur alkali tanah
tidak berubah secara teratur karena mempunyai struktur kristal yang berbeda.
Misal unsur Be dan Mg memiliki struktur kristal heksagonal terjejal, sedangkan
struktur kristal unsur Sr berbentuk kubus berpusat muka dan struktur kristal
unsur Ba berbentuk kubus berpusat badan.
14
a.sifat fisika
Energi ionisasi makin kecil, dan
jari-jari ion makin besar.
b. Sifat Kimia
Sifat kimia unsur alkali tanah sama
dengan sifat kimia unsur alkali. Unsur alkali tanah terdapat dalam alam sebagai
ion dipositif (positif dua). Kalsium, stronsium, dan barium memiliki sifat yang
serupa, namun magnesium dan berelium berbeda dengan ketiga unsur tersebut yaitu
kurang aktif. Semua unsur alkali tanah merupakan penyumbang elektron.
Unsur alkali tanah tergolong
reduktor yang kuat. Unsur alkali tanah mudah bereaksi dengan unsur nonlogam
membentuk senyawa ion misal halida, hidrida, oksida, dan sulfida. Unsur alkali
tanah, kecuali berelium dan magnesium bereaksi dengan air..
3. Golongan IIIA
Unsur-unsur golongan IIIA tidak
sereaktif unsur golongan IA dan IIA. Anggota unsur golongan IIIA adalah boron
(B), aluminium (Al), gallium (Ga), indium (In), dan talium (Ti).
a. Sifat Fisika
Boron merupakan unsur pertama dalam
golongan IIIA yang tergolong metaloid, sedangkan unsur-unsur lainnya tergolong
logam. Reaktivitas unsur-unsur golongan ini tidak ada kecenderungan. Potensial
reduksi golongan IIIA negatif, ini menunjukkan bahwa unsur IIIA bersifat lebih
logam dibanding hidrogen. Al3+ mempunyai potensial reduksi negatif yang paling
besar di antara kation golongan IIIA. Oleh karena itu Al merupakan logam
golongan IIIA yang paling aktif. Perhatikan sifat-sifat golongan IIIA pada
tabel berikut.
b. Sifat Kimia Boron dan Aluminium
1) Boron
Boron adalah unsur yang tidak
reaktif pada suhu biasa. Bila bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom unsur
boron untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana
yaitu B3+. Adapun reaksi pada boron adalah sebagai berikut.
a) Reaksi dengan halogen
Boron bereaksi dengan halogen secara
umum, bahkan sampai terbakar dalam gas fluor.
b) Membentuk asam oksi
Jika dipanaskan dalam udara, unsur
boron bereaksi dengan oksigen dalam pembakaran yang sangat eksotermik untuk
membentuk oksida B2O3. Oksida ini bersifat asam.
15
c) Semua boron yang larut membentuk
larutan yang bersifat basa bila dilarutkan dalam air, di mana ion BO32¯
bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
d) Boron membentuk molekul-molekul
ion raksasa dengan atom oksigen menempati kedudukan yang berselang-seling
dengan reaksi seperti berikut.
a. Sifat Fisika
Aluminium memiliki sifat fisika
seperti yang ditunjukkan pada table berikut:
NO.
|
SIFAT
|
NILAI
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
|
Jari-jari atom
Volume atom
Density (6600
C)
Density 200
Potensial elektroda (250 C)
Kapasitas panas (250 C)
Panas pembakaran
Tensile strength
Kekerasan brinnel
Hantaran panas (250 C)
Valensi
Kekentalan (7000 C)
Panas peleburan
Panas uap
Massa atom
Titik lebur
Titik didih
Tegangan permukaan
Tegangan tarik
|
10 cm/gr atm
2,368 gr/cm3
2,6989 gr/cm3
-1,67 volt
5,30oC cal/gr mol
399 cal/gr mol
700 mpa
12-16 skala
0,49 cal/det0C
3
0,0127 pois
94,6 cal/gram
200 cal/gr
26,98
6600C
24520C
900 dyne/cm
4,76 kg/mm
|
2) Sifat Kimia Unsur Aluminium
Sejumlah garam aluminium seperti
halnya logam golongan IIIA mengkristal dalam larutannya sebagai hidrat.
Misal senyawa AlX3 ? 6 H2O (di mana X = Cl–, Br,– I–). Aluminium bersifat
amfoter..
16
Aluminium dapat berlaku asam atau
basa dikarenakan kecenderungan yang kuat untuk dioksidasi menjadi Al3+.
4. Karbon dan Silikon
Karbon dan silikon termasuk unsur
golongan IVA. Anggota unsur golongan IVA lainnya adalah germanium (Ge), timah
(Sn), plumbum (Pb). Di sini kita hanya akan mempelajari sifat unsur karbon dan silicon.
A,Sifat fisika
SIFAT
|
C
|
Si
|
Titik leleh 0 C
Titik didih 0 C
Massa jenis (g cm3)
Keelektronegatifan
Jari-jari kovalen
|
3.550
4.827
3,51
2,5
0,77
|
1.410
2.355
2,33
1,8
1,77
|
b. Sifat Kimia Karbon dan Silikon
Karbon dan silikon tidak reaktif
pada suhu biasa. Karbon dan silikon membentuk kation sederhana seperti C4+ dan
Si4+. Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut.
1) Karbon bereaksi langsung dengan
fluor.
2) Karbon dibakar dalam udara yang
terbatas jumlahnya menghasilkan karbon monoksida.
Jika dibakar dalam kelebihan udara,
akan terbentuk karbon dioksida.
3) Membentuk asam oksi.
Bila karbon dipanaskan dalam udara,
unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi
dengan air akan membentuk asam karbonat.
4) Membentuk garam asam oksi.
Asam karbonat, suatu asam diprotik
yang khas, bereaksi dengan basa menghasilkan karbonat dan bikarbonat, antara
lain seperti berikut.
- K2CO3 = kalium karbonat
- KHCO3 = kalium bikarbonat
- MgCO3 = magnesium karbonat
- Mg(HCO3)2 = magnesium bikarbonat
17
5) Kecenderungan atom karbon
membentuk ikatan kovalen tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga
yang akan membentuk senyawa organik.
Sifat kimia silikon, antara lain
seperti berikut.
1) Silikon bereaksi dengan halogen,
secara umum reaksi yang terjadi dapat dituliskan seperti berikut.
2) Bila silikon dipanaskan dengan
oksigen akan membentuk oksida SiO3, sehingga apabila oksida ini bereaksi dengan
air membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan asam metasilikat
H2SiO3. Senyawa ini tidak larut dalam air tetapi bereaksidengan basa.
3) Silikon membentuk garam dari asam
oksi, antara lain seperti berikut.
- Na2SiO3 = natrium metasilikat
- Mg2 SiO4 = magnesium ortosilikat
- LiAl(SiO3)2 = litium aluminium
metasilikat
4) Semua silikat membentuk larutan
yang bersifat basa yang dapat dilarutkan dalam air, di mana ion SiO3 2¯
bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
5) Silikon membentuk molekul-molekul
dan ion-ion raksasa, di mana atom oksigen menempati kedudukan yang
berselang-seling.
5. Nitrogen dan Fosfor
Nitrogen dan fosfor merupakan
unsur-unsur dalam golongan VA. Anggota unsur golongan VA yang lainnya adalah
arsen (As), antimonium (Sb), bismut (Bi). Kita akan mempelajari sifat-sifat
unsur nitrogen dan fosfor.
a. Sifat Fisika
Masing-masing nitrogen dan fosfor
mempunyai lima elektron valensi dengan konfigurasi elektron ns2np3. Bilangan
oksidasi terbesar adalah +5.
b. Sifat Kimia
Nitrogen adalah unsur yang unik
dalam golongannya, karena dapat membentuk senyawa dalam semua bilangan oksidasi
dari tiga sampai lima. Senyawa nitrogen dapat mengalami reaksi reduksi dan
oksidasi.
Fosfor dapat membentuk ikatan dengan
cara yang mirip dengan nitrogen. Fosfor dapat membentuk tiga ikatan kovalen,
menerima tiga elektron membentuk ion P3¯. Reaksi yang terjadi pada fosfor,
antara lain seperti berikut.
18
1) Fosfor dapat bersenyawa dengan kebanyakan nonlogam dan
logam-logam yang reaktif.Fosfor bereaksi dengan logam IA dan IIA dapat
membentuk fosfida.
Dalam air fosfida mengalami hidrolisis membentuk fosfin,
PH3.
2) Fosfor membentuk dua macam
senyawa dengan halogen yaitu trihalida, PX3 dan pentahalida PX5.
3) Membentuk asam okso fosfor
Asam okso dari fosfor yang dikenal
adalah asam fosfit dan asam fosfat. Asam fosfit dapat dibuat dengan reaksi
seperti berikut
6. Oksigen dan Belerang
Oksigen dan belerang merupakan
unsur-unsur golongan VIA. Anggota golongan VIA yang lain adalah selenium (Se),
tellurium (Te), polonium (Po). Oksigen dan belerang adalah dua unsur yang
sangat umum di antara unsur-unsur golongan VI A.
a. Sifat Fisika
1.) sifat fisika oksigen
Oksigen membentuk senyawa dengan
semua unsure kecuali dengan gas mulia.
2).sifat fisika belerang
Mudah bereaksi dengan semua unsure
kecuali emas,platinum dan gas mulia.
b. Sifat Kimia
1) Sifat Kimia Oksigen
Oksigen membentuk senyawa dengan
semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan. Biasanya oksigen bereaksi dengan
logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan bereaksi dengan bukan logam
membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan membentuk oksida.
2) Sifat Kimia Belerang
Belerang hanya memerlukan dua
elektron lagi untuk mencapai konfigurasi s2p4 dari gas mulia. Jika belerang
bereaksi dengan logam maka belerang bertindak sebagai penerima elektron.
Belerang mudah bereaksi dengan semua unsur kecuali emas, platinum dan gas
mulia.
7. Golongan VIIA atau Halogen
Senyawa dan ion golongan halogen
dinamakan halide. Anggota golongan VIIA adalah fluor (F), klor (Cl),
brom (Br), iod (I), dan astat (As). Astat ditemukan di alam dalam jumlah yang
sangat sedikit. Semua unsur halogen bersifat nonlogam.
19
a. Sifat Fisika
Unsur-unsur golongan VIIA mempunyai
konfigurasi elektron ns2np5 dan merupakan unsur-unsur yang paling
elektronegatif. Unsur halogen selalu mempunyai bilangan oksidasi -1, kecuali
fluor yang selalu univalent. Unsur ini dapat mempunyai bilangan oksidasi
(+1), (+III) dan (+VII).
Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI)
merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Titik leleh dan
titik didih bertambah jika nomor atom bertambah. Hal
ini karena molekul yang lebih besar
mempunyai gaya tarik menarik Van der Waals yang lebih besar.
Energi ikatan X2 (kalor disosiasi)
berkurang jika atom bertambah besar. Kecenderungan ini hanya dapat diamati
untuk Cl2, Br, dan I2. Perhatikan Gambar 4.2 di samping. Energi ikatan F2
sangat rendah (158 kJmo-1), karena terjadi tolak menolak antara elektron
tak-terikat. Hal inilah yang menyebabkan F2 sangat reaktif. Energi ionisasi
unsur halogen sangat tinggi dan yang paling tinggi adalah fluor. Molekul
halogen berwarna karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi.
Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat dan mempunyai potensial elektrode
negatif.
b. Sifat Kimia
Fluor dan klor membantu reaksi
pembakaran dengan cara seperti oksigen. Brom berupa cairan merah tua pada suhu
kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Fluor dan klor biasanya berupa gas.
Reaksi-reaksi halogen antara lain seperti berikut.
1) Reaksi Halogen dengan Air
Semua unsur halogen kecuali fluor
berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi halogen dengan air maka
sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi. Fluorin bereaksi sempurna
dengan air menghasilkan asam fluorida dan oksigen. Reaksi yang terjadi seperti
berikut.
Ion ClO¯ merupakan bahan aktif zat
pemutih. Senyawa NaClO digunakan sebagai zat pemutih kertas, pulp, tekstil, dan
bahan pakaian.
2) Reaksi Halogen dengan Hidrogen
Halogen bereaksi dengan hidrogen
membentuk hidrogen halida.
Reaksi F2 dan Cl2 dengan hidrogen
disertai ledakan tetapi bromin dan iodin bereaksi dengan lambat.
20
3) Reaksi Halogen dengan Halogen
Reaksi halogen dengan halogen
menghasilkan senyawa yang dinamakan senyawa antarhalogen. Unsur yang lebih
elektronegatif sebagai zat oksidator dan diberi bilangan oksidasi negatif dalam
senyawaannya.
Senyawa-senyawa antarhalogen
bersifat diamagnetik dan merupakan oksidator kuat. Senyawa antarhalogen dapat
mengalami reaksi hidrolisis.
4) Reaksi Halogen dengan Logam
Halogen bereaksi dengan kebanyakan
logam. Bromin dan iodin tidak bereaksi dengan emas, platinum atau beberapa
logam mulia lainnya.
5) Reaksi Halogen dengan Hidrokarbon
Halogen umumnya bereaksi dengan hidrokarbon dengan cara menggantikan atom-atom
hidrogen.
6) Reaksi Halogen dengan Nonlogam
dan Metaloid Tertentu Halogen bereaksi secara langsung dengan sejumlah nonlogam
dan metaloid. Unsur nonlogam fosfor dan metaloid boron, arsen, dan stirium
(misal Y) bereaksi dengan unsur halogen (X),
Fluorin mudah bereaksi tetapi iodin
sukar bereaksi. Adapun nitrogen tidak langsung bersatu dengan halogen karena
ketidakaktifannya.
c. Kereaktifan
Kereaktifan golongan halogen menurun
secara teratur mulai fluor hingga iod. Kereaktifan ini dikaitkan dengan
kemampuannya menerima elektron membentuk ion negatif. . Daya Oksidasi
8. Golongan Gas Mulia
Golongan gas mulia terdiri atas
helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe). Gas mulia
memiliki konfigurasi elektron yang penuh. Oleh karena itu, unsur gas mulia
stabil.
21
a. Sifat Fisika
Setiap sifat tertentu dari unsur ini
berubah secara teratur. Unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih
yang rendah serta kalor penguapan yang rendah. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat ikatan Van der Waals yang sangat lemah antaratom. Helium adalah zat
yang mempunyai titik didih yang paling rendah.
b. Sifat Kimia
Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil
membuat sebuah senyawaan stabil yang dianggap sebagai XePtF6. Hal ini tentu
menggemparkan, karena telah lama dikenal bahwa unsur golongan VIIIA bersifat
inert. Setelah ini, tidak lama kemudian ahli riset lainnya
menunjukkan bahwa xenon dapat
bereaksi langsung dengan fluor membentuk senyawaan biner seperti XeF2, XeF4,
dan XeF6.
1) Bilangan Oksidasi +2
Kripton dan xenon dapat membentuk
KrF2 dan XeF2 jika kedua unsur ini diradiasi dengan uap raksa dalam fluor.
Xe(II) dapat bereaksi selanjutnya menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan. Adapun XeF2
dapat terbentuk jika xenon padat direaksikan dengan difluoroksida pada suhu
-120 °C.
XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul
linier dengan hibdridisasi sp3d.
2) Bilangan Oksidasi + 4
Xenon(IV) fluorida dapat dibuat
dengan memanaskan campuran xenon dan fluor dengan komposisi 1 : 5 pada tekanan
6 atm, dan menggunakan nikel sebagai katalis.
XeF4 mempunyai struktur bujur
sangkar dengan hibridisasi d2sp3 pada suhu 400 °C.
3) Bilangan Oksidasi +6
Hanya xenon yang dapat membentuk
XeF6. Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran kedua unsur ini dengan
komposisi Xe : F2 = 1 : 20 pada suhu 300 °C dan tekanan 50 atm.
Xenon(VI) fluorida mempunyai bentuk
oktahendral (distorted). Pada suhu kamar berbentuk kristal berwarna dan
memiliki titik leleh 48 °C. Senyawa ini bereaksi dengan silika membentuk
senyawa oksi gas mulia yang paling stabil.
Pada suhu kamar XeOF4 berbentuk cairan
tidak berwarna. XeF6 dapat mengalami hidrolisis membentuk xenon(VI) oksida,
dengan reaksi seperti berikut.
22
4) Bilangan Oksidasi +8
Xe(IV) dapat dioksidasi menjadi
Xe(VIII) oleh ozon dalam larutan basa. Xe(VIII) hanya stabil dalam larutan.
Selain senyawa xenon, telah berhasil dibuat kripton fluorida, KrF2 dan radon
fluorida, RnF2. Radon bereaksi spontan dengan fluor pada suhu kamar. Adapun
kripton bereaksi dengan fluor hanya jika keduanya disinari atau melepaskan
muatan listrik. Akan tetapi belum dilaporkan adanya senyawa helium, neon atau
argon.
23
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Unsur –
unsur golongan transisi periode keempat diperoleh dari dalam bumi dengan cara
metalurgi. Proses metalurgi meliputi konsentrasi, reduksi, dan pemurnian.
Secara umum, sifat-sifat kimia unsur-unsur transisi adalah
sebagai berikut:
- Mempunyai energi ionisasi yang
relatif rendah (kurang dari 1000 kJ mol־¹), kecuali Zink yang agak besar (906 kJ mol־¹)
- Harga keelektronegatifannya
rendah (kurang dari 2)
- Semua unsur transisi periode
keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan oksidasi +1 , +2 , +3
- Pada tingkat oksidasi yang
rendah, senyawa unsur transisi bersifat ionik
Sedangkan, sifat fisiknya:
- Berwarna (berkaitan dengan
adanya subkulit d yang tidak terisi penuh)
- Berbentuk padat maupun larutan
Unsur-unsur transisi periode keempat
mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas unsur-unsur transisi periode
keempat antara lain :
·
Unsur-unsur transisi bersifat
logam, maka sering disebut logam transisi.
·
Bersifat logam, maka
mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari satu.
·
Banyak diantaranya dapat
membentuk senyawa kompleks.
·
Pada umumnya senyawanya
berwarna.
·
Beberapa diantaranya dapat
digunakan sebagai katalisator.
·
Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
·
Mudah dibuat lempengan atau
kawat dan mengkilap.
·
Sifatnya makin lunak dari
kiri ke kanan.
·
Dapat menghantarkan arus
listrik.
·
Persenyawaan dengan unsur
lain mempunyai oksida positif.
24
B. SARAN
Mengingat
banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan sehari-hari,
maka kita selaku siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode
ke empat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Irmayanti.2012.Bontobahari.
Muchtaridi.Sandri
Justiana.2007.Kimia Tiga.Yudistira.Jakarta.
Nurdawani Andi.2012.Bontobahari.
Nurhasanah Efy.2012.Bontobahari.
Nain Zulkar.2012.Bontobahari.
Sulastri.2012.Bontobahari.
26