MAKALAH
BIOLOGI
“
perkembangan manusia
Purba Di
Indonesia “
OLEH
KELOMPOK
II
ANDI NUR
INA FAUZIA
ANDI NUR
FADHILAH
EPI
ARYANTI
NINDI
RAHAYU
DEVI
ARSITA
DILLA
MEINAWATI
KELAS :
XII IPA 3
SMAN 3 BULUKUMBA
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini yang berjudul, “ Perkembangan manusia purba di
Indonesia “, dapat terselesaikan.
Makalah
ini berisi materi tentang Perkembangan Fosil Manusia Purba di
Indonesia, Jenis
dan Ciri fosil manusia purba Indonesia dari yang tertua, Pembagian
Jaman kehidupan Awal Manusia,
serta Manusia Purba Kerdil dari Flores
Makalah
ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekelompok kami yang telah
membantu membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun
kata-katanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik membangun
dari para pembaca untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bontobahari, februari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ………………………………………………………………......………....i
Kata
pengantar ……………………………………………………………………………ii
Daftar isi
……………………………………………………………………...……….....iii
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………………………….......1
A.
Latar
Belakang ……………………………………………………………….......1
B.
Rumusan
Masalah ………………………………………………………….…….1
C.
Tujuan
Penulisan ……………………………………………………………........2
D.
Manfaat
Penulisan …………………………………………………………..........2
BAB II
PEMBAHASAN ……………………………………………………………........3
A.
Perkembangan Fosil Manusia Purba di
Indonesia………………………………..3
B.
Jenis dan Ciri fosil manusia purba
Indonesia dari yang tertua……………………5
C.
Pembagian Jaman kehidupan Awal
Manusia………………………………….…7
D.
Manusia Purba Kerdil dari
Flores………………………………………………..8
BAB
III PENUTUP …………………………………………………………………….....9
A.
Kesimpulan
………………………………………………………………............9
B.
Saran
…………………………………………………….......................................9
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………………...10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Penemuan - penemuan fosil di dunia
banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan
wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di huni manusia kala itu.
Penemuan –penemuan fosil sangat bergua bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang
ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu,. Hewan yang pernah
hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia
banyak menyumbang fosil manusia –manusia purba. Oleh karena itu dalam makalah
ini akan dijelaskan perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana
menemukannya,cirri-ciri dari manusia purba dan tempat ditemukanya,sampai
evolusi manusia mulai dari pertama kali muncul hingga menjadi manusia sekarang
ini.
Dilihat dari hasil penemuan di
Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradapan
manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus
berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang ditemukan. Makalah ini dibuat untuk
mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai fosil- fosil manusia purba yang
ditemuakan di Indonesia. Penemuan –penemuan terbaru juga termasuk di dalamnya.
Hal ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan fosil terbaru yang ditemukan
seperti Homo Moernman. Dijelaskan pula tempat penemuan dan bentuk penemuannya
agar isi makalah ini dapat dipercaya kebenaranya.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1)
Bagaimana Perkembangan Fosil Manusia
Purba di Indonesia?
2)
Apa saja Jenis dan Ciri fosil
manusia purba Indonesia dari yang tertua?
3)
Bagaimana Pembagian Jaman kehidupan
Awal Manusia?
4)
Apa saja Manusia Purba Kerdil dari
Flores
C. Tujuan Penulisan
Berdasakan
uraian latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
1.
Untuk
mengetahui Perkembangan Fosil Manusia Purba di
Indonesia
2.
Untuk mengetahui Jenis dan Ciri
fosil manusia purba Indonesia dari yang tertua
3.
Untuk mengetahui Pembagian Jaman
kehidupan Awal Manusia
4.
Untuk mengetahui Manusia Purba
Kerdil dari Flores
D. Manfaat
penulisan
Manfaat dari penelitian
yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut
1. Agar
siswa dapat mengetahui Perkembangan Fosil Manusia Purba di
Indonesia
2. Agar
siswa dapat mengetahui Jenis dan Ciri fosil manusia purba
Indonesia dari yang tertua
3.
Agar siswa dapat mengetahui Pembagian
Jaman kehidupan Awal Manusia
4.
Agar siswa dapat mengetahui Manusia
Purba Kerdil dari Flores
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fosil Manusia Purba di Indonesia
Penemuan manusia purba diawali
dengan kegiatan excavasi / penggalian di tempat-tempat yang diyakini terdapat
fosil-fosil manusia purba. penggalian dilakukan dengan teknik arkeologi agar
fosi tidak mengalami kerusakan. setelah digali, maka fosil akan dibersihkan dengan
bahan-bahan kimia tertentu, agar unsur-unsurnya tdk mengalami kerusakan.
Langkah selanjutnya adalah merekonstruksi / menyusun lagi fosil-fosil seperti
pada saat ditemukan.
Penelitian ilmiah mengenai fosil
dimulai pada akhir abad ke-19. Penelitian Paleoantropologi manusia purba di
Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu 1889-1909, 1931-1941, dan
1952 hingga sekarang.
Eugone Dubois menduga bahwa manusia
purba pasti hidup di daerah tropis. Menurutnya, hal ini disebabkan perubahan
iklim sepanjang sejarah tidak banyak dan di daerah tropis pula monyet serta
kera masih banyak yang hidup. Ketika datang ke Indonesia, Eugone Dubois mulai
menyelidiki gua-gua di Sumatera Barat. Namun, hanya tulang-tulang subresen yang
ditemukan.
Penemuan Eugena Dubois : Dia adalah
yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat
kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di
Wajak, Tulung Agung.yang menyebabkan Dubois memindahkan kegiatan penelitiannya
ke daerah Jawa. Fosil kiriman itu
dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah
berpikir maju). homo sapiens dengan isi volum otak kira-kira 1450 cm kubik
hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Temuan Dubois pertama, 1889,
berupa fosil atap tengkorak Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus
Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan
Solo, dekat Ngawi, , tahun 1891. Volume otak Pithecanthropus erectus
diperkirakan sekitar 770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia
purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta
sebagian tulang tengkorak.Temuan lainnya adalah Pithecanthropus Mojokertensis,
ditemukan di daerah Mojokerto dan Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di
daerah Solo.
Penemuan Selenka dan Tim : Pada
1907-1908, Selenka dan regunya melakukan penyelidikan dan penggalian di Trinil.
Namun, penggalian tersebut tidak membuahkan hasil fosil manusia purba. Yang
ditemukan berupa fosil hewan dan tumbuhan yang dapat menambah referensi
mengenai kehidupan manusia Pithecanthropus Erectus.
Penemuan Ter Haar dan Tim : Antara
1931-1933, Ter Haar dan Oppenoorth melakukan pencarian di Ngandong, Blora. Dari
hasil pencarian, didapat penemuan yang sangat penting berupa tengkorak dan
tulang kering Pithecantropus Erectus. Satu seri tulang tengkorak yang besar
jumlahnya dalam masa pendek dan berada di satu tempat yang tidak begitu luas.
Penemuan Tjokrohandojo : Pada 1926,
Tjokrohandojo yang bekerja di bawah pimpinan Duyfjes menemukan fosil manusia
purba anak-anak di daerah Perning, sebelah utara Mojokerto. Penemuan ini adalah
pertama kali ditemukannya fosil tengkorak anak-anak di lapisan bawah Pleistosen
Bawah.
Penemuan Von Koenigswald : Antara
1936-1941, Von Koenigswald menemukan fosil-fosil rahang, gigi, dan tengkorak
Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus juga fosil hewan di daerah
Sangiran, Surakarta. Penemuan ini terjadi di lapisan Pleistosen Tengah maupun
Pleistosen Bawah pada satu tempat dan memperlihatkan adanya variasi morfologis.
Perbedaan variasi tersebut, menurut para ahli, memiliki perbedaan pada tingkat
rasial, spesies, maupun genus. Yaitu, varian-varian yang berasal dari masa
lalu. Penemuan lain Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan
tengkorak anak di Perning berusia 5 tahun, Mojokerto. . Homo Sapien Soloensis
(Homo Soloensis), ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenreich di
tempat-tempat antara lain : Ngandong Blora, Sangiran dan Sampung macan
(Sragen), lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 – 1934.
Penemuan lain tentang manusia Purba
ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia
Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan
(Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
Penelitian tentang manusia Purba
oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T.
Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Semua hasil penemuan fosil-fosil
manusia purba pada tahap pertama disimpan di Leiden dan temuan tahap kedua
disimpan di Frankfurt (Jerman Barat). Akibat adanya Perang Dunia II, pencarian
Paleontropologi tertunda. Tahap ketiga baru dimulai setelah Indonesia merdeka
dan penemuan yang didapat disimpan di negara tempat fosil tersebut ditemukan,
Indonesia.
B. Jenis dan Ciri fosil manusia purba Indonesia
dari yang tertua
Jenis fosil manusia purba di Indonesia
:
Meganthropus Paleojavanicus
(Sangiran). Pithecanthropus Robustus (Trinil). Pithecanthropus Erectus (Homo
Erectus) (Trinil). Pithecanthropus Dubius (Jetis). Pithecanthropus
Mojokertensis (Perning). Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis manusia purba dari
genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo
floresiensis.
Tengkorak
Homo floresiensis (kiri), dan manusia modern (kanan)
|
- Homo soloensis, ditemukan oleh Von
Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan
solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak.
- Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois
pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa rahang
bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher.
- Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di
Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi
Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun
2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan
kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan
ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan
hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM.
Ciri-ciri manusia purba yang
ditemukan di Indonesia :
1. Ciri Meganthropus :
v
Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang
lalu
v
Badannya tegak
v
Hidup mengumpulkan makanan
v
Makanannya tumnuhan
v
Rahangnya kuat
v
Tulang pipi tebal
v
Terdapat tonjolan kening yang
mencolok
v
Tonjolan belakang yang tajam.
v
Tidak memiliki dagu.
2. Ciri Pithecanthropus :
v
Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang
lalu
v
Hidup berkelompok
v
Hidungnya lebar dengan tulang pipi
yang kuat dan menonjol
v
Mengumpulkan makanan dan berburu
v
Makanannya daging dan tumbuhan
v
Tinggi badan sekitar 165 -180 cm
v
Volume otak 750- 1350 cc
v
Bentuk tuuh dan anggota badan tegap
v
Alat pengunyah dan alat tengkuk
sangat kuat
v
Bentuk graham besar dengan rahang
yang sangat kuat
v
Bentuk tonjolan kening tebal
v
Bentuk hidung tebal
v
Bagian belakang kepala tampak
menonjol
Tulang tengkorak Pithecanthropus erectus
3. Ciri
jenis Homo :
v
Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun
yang lalu
v
Muka dan hidung lebar
v
Dahi masih menonjol
v
Tarap kehidupannya lebih maju
dibanding manusia sebelumnya
C. Pembagian Jaman kehidupan Awal
Manusia
Zaman dimana adanya kehidupan
manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Dan zaman ini dibagi lagi menjadi
dua zaman yaitu yang disebut dengan zaman Pleistocen dan Holocen atau Alluvium
dan Dilluvium adalah pembagian zaman menurut Ilmu Geologi. Jaman ini terdapat pada
Zaman Neozoikum.
Jaman ini dibagi menjadi jaman
tersier dan kuartier.Jaman tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun,binatang
yang berkembang adalah mamalia/binatang menyusui.Jaman kuartier adalah yang
terpenting karena jaman ini dimulai adanya kehidupan manusia.Dan jaman kuartier
masih dibagi lagi ke dalam jaman Pleistosen dan Holosen.Jaman
Pleistosen(Dilluvium) berlangsung kira-kira 3 juta tahun sampai 10 ribu tahun
yang lalu.Jaman Pleistosen dimulai dengan meluasnya lapisan es di kedua kutub
bumi yang disebut jaman glasial,kemudian diselingi dengan jaman mencairnya
lapisan es disebut dengan jaman interglasial,keadaan ini berlangsung silih
berganti sampai empat kali.Kalau di daerah tropis jaman glasial berupa jaman
hujan(jaman pluvial),dan diselingi dengan jaman kering(interpluvial).Pada jaman
glasial,permukaan air laut turun dengan drastis,sehingga banyak dasar laut yang
kering menjadi daratan.
Di Indonesia dasar laut yang kering
di sebelah barat disebut dengan dataran Sunda,dan menyebabkan kepulauan
Indonesia bagian barat menjadi satu dengan benua Asia,sedangkan yang di sebelah
timur disebut dengan dataran Sahul,dan menyebabkan kepulauan Indonesia di
sebelah timur menyatu dengan benua Australia.Sehingga ini semua mempengaruhi
jenis flora-faunanya juga.Manusia yang hidup di jaman Pleistosen adalah jenis
Homo erectus.Jaman Pleistosen berakhir kira-kira 10 ribu tahun sebelum
Masehi.Kemudian diikuti datangnya jaman Holosen(Alluvium) yang masih
berlangsung hingga sekarang.Dan jaman ini muncul manusia jenis Homo
sapiens,yang diduga menjadi nenek moyang manusia sekarang.
Pembagian lapisan Dilluvium menurut
V. Koeningswalds ada tiga :
1. Pleistosen Bawah /
Lapisan Jetis ( 20 juta – 15 juta tahun yang lalu)di lapisan ini ditemukan
fosil manusia purba Meganthropus PaleoJavanicus oleh V. Koeningswald. Selain itu juga ditemukan
fosil Pithecantropus Mojokertensis dan Pithecantropus Robustus
2. Pleistosen Tengah /
Lapisan Trinil ( 1,5 juta – 500.000 tahun yang lalu)ditemukan fosil manusia
purba Pithecantropus/Homo Erectus dan Pithecanthropus Robustus.
3. Pleistosen
Atas/Lapisan Ngandong ( 100.000 – 50.000 tahun yang lalu)ditemukan fosil
manusia purba Homo Soloensi ( Homo Sapiens Soloensis ) dan Homo Wajakensis (
Homo Sapiens Wajakensis)
D. Manusia
Purba Kerdil dari Flores
Manusia Purba Kerdil dari Flores yaitu Homo Florensiesis. Homo
floresiensis (“Manusia Flores“, dijuluki
Hobbit) adalah nama yang diberikan oleh kelompok peneliti untuk spesies dari
genus Homo, yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, berdasarkan serial
subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu) dari sembilan individu
yang ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores, pada tahun 2001. Kesembilan
sisa-sisa tulang itu (diberi kode LB1 sampai LB9) menunjukkan postur paling
tinggi sepinggang manusia moderen (sekitar 100 cm).
Para pakar antropologi dari tim
gabungan Australia dan Indonesia berargumen menggunakan berbagai ciri-ciri,
baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil,
serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya. Usia seri
kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penemuan manusia purba diawali
dengan kegiatan excavasi / penggalian di tempat-tempat yang diyakini terdapat
fosil-fosil manusia purba. Di Negara Indonesia sendiri telah banyak ditemuakan
berbagai macam fosil manusia purba seperti di daerah Jawa Timur dan Jawa
Tengah. Fosil –fosil tersebut terbagi atas tiga jenis yaitu Megantruphus,
pithechantripus, dan Homo dengan berbagai macam subjenis. Di daerah Nusa
Tenggara ditemukan pula jenis baru manusia purba yang telah berevolusi karena
terkena penyakit gangguan pertumbuhan yang disebut mikrosefali (“kepala
kecil”). Penemuan –penemuan tersebut menambah pengetahuan terutama di bidang
ilmu sejarah sekarang ini.
B. Saran
Saran yang kami dapat berikan
bagi para pembaca yang ingin membuat makalah tentang “ perkembangan manusia Purba Di Indonesia ” ini, untuk dapat lebih baik
dari makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak referensi
dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah
anda akan dapat lebih baik dari makalah ini.
Daftar Pustaka
Organisasi.Org Komunitas &
Perpustakaan Online Indonesia
http://berita.balihita.com/wp-content/uploads/2010/03/Sejarah-Penemuan-Fosil-Manusia-Purba-Manusia-Kera-Manusia-Modern-Teori-Perkembangan-Evolusi-Antar-Waktu-Arkeologi-Biologi.jpg
http://www.tempointeraktif.com
Wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar