Kamis, 03 Oktober 2013

makalah biologi "perkembangan manusia purba di indonesia"


MAKALAH BIOLOGI
“ perkembangan manusia
Purba Di Indonesia “
OLEH
KELOMPOK II
ANDI NUR INA FAUZIA
ANDI NUR FADHILAH
EPI ARYANTI
NINDI RAHAYU
DEVI ARSITA
DILLA MEINAWATI
KELAS : XII IPA 3
SMAN 3 BULUKUMBA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah ini yang berjudul, “ Perkembangan manusia purba di Indonesia “, dapat terselesaikan.
Makalah ini berisi materi tentang Perkembangan Fosil Manusia Purba di Indonesia, Jenis dan Ciri fosil manusia purba Indonesia dari yang tertua, Pembagian Jaman kehidupan Awal Manusia, serta Manusia Purba Kerdil dari Flores
Makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekelompok kami yang telah membantu membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun kata-katanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik membangun dari para pembaca untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

                                                                        Bontobahari,    februari 2013

                                                                                           Penulis








DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………......………....i
Kata pengantar ……………………………………………………………………………ii
Daftar isi ……………………………………………………………………...……….....iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….......1
A.     Latar Belakang ……………………………………………………………….......1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………………….…….1
C.     Tujuan Penulisan ……………………………………………………………........2
D.     Manfaat Penulisan …………………………………………………………..........2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………........3
A.     Perkembangan Fosil Manusia Purba di Indonesia………………………………..3
B.     Jenis dan Ciri fosil manusia purba Indonesia dari yang tertua……………………5
C.      Pembagian Jaman kehidupan Awal Manusia………………………………….…7
D.      Manusia Purba Kerdil dari Flores………………………………………………..8
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………….....9
A.     Kesimpulan ………………………………………………………………............9
B.     Saran …………………………………………………….......................................9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...10

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Penemuan - penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di huni manusia kala itu. Penemuan –penemuan fosil sangat bergua bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu,. Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia –manusia purba. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana menemukannya,cirri-ciri dari manusia purba dan tempat ditemukanya,sampai evolusi manusia mulai dari pertama kali muncul hingga menjadi manusia sekarang ini.
Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang ditemukan. Makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai fosil- fosil manusia purba yang ditemuakan di Indonesia. Penemuan –penemuan terbaru juga termasuk di dalamnya. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan fosil terbaru yang ditemukan seperti Homo Moernman. Dijelaskan pula tempat penemuan dan bentuk penemuannya agar isi makalah ini dapat dipercaya kebenaranya.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)      Bagaimana Perkembangan Fosil Manusia Purba di Indonesia?
2)      Apa saja Jenis dan Ciri fosil manusia purba Indonesia dari yang tertua?
3)      Bagaimana Pembagian Jaman kehidupan Awal Manusia?
4)      Apa saja Manusia Purba Kerdil dari Flores





C.     Tujuan Penulisan
Berdasakan uraian latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
1.      Untuk mengetahui Perkembangan Fosil Manusia Purba di Indonesia
2.      Untuk mengetahui Jenis dan Ciri fosil manusia purba Indonesia dari yang tertua
3.      Untuk mengetahui Pembagian Jaman kehidupan Awal Manusia
4.      Untuk mengetahui Manusia Purba Kerdil dari Flores
D.    Manfaat penulisan
Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut
1.      Agar siswa dapat mengetahui Perkembangan Fosil Manusia Purba di Indonesia
2.      Agar siswa dapat mengetahui Jenis dan Ciri fosil manusia purba Indonesia dari yang tertua
3.      Agar siswa dapat mengetahui Pembagian Jaman kehidupan Awal Manusia
4.      Agar siswa dapat mengetahui Manusia Purba Kerdil dari Flores


















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Perkembangan Fosil Manusia Purba di Indonesia
Penemuan manusia purba diawali dengan kegiatan excavasi / penggalian di tempat-tempat yang diyakini terdapat fosil-fosil manusia purba. penggalian dilakukan dengan teknik arkeologi agar fosi tidak mengalami kerusakan. setelah digali, maka fosil akan dibersihkan dengan bahan-bahan kimia tertentu, agar unsur-unsurnya tdk mengalami kerusakan. Langkah selanjutnya adalah merekonstruksi / menyusun lagi fosil-fosil seperti pada saat ditemukan.
Penelitian ilmiah mengenai fosil dimulai pada akhir abad ke-19. Penelitian Paleoantropologi manusia purba di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu 1889-1909, 1931-1941, dan 1952 hingga sekarang.
Eugone Dubois menduga bahwa manusia purba pasti hidup di daerah tropis. Menurutnya, hal ini disebabkan perubahan iklim sepanjang sejarah tidak banyak dan di daerah tropis pula monyet serta kera masih banyak yang hidup. Ketika datang ke Indonesia, Eugone Dubois mulai menyelidiki gua-gua di Sumatera Barat. Namun, hanya tulang-tulang subresen yang ditemukan.
Penemuan Eugena Dubois : Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.yang menyebabkan Dubois memindahkan kegiatan penelitiannya ke daerah Jawa.  Fosil kiriman itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju). homo sapiens dengan isi volum otak kira-kira 1450 cm kubik hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Temuan Dubois pertama, 1889, berupa fosil atap tengkorak Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, , tahun 1891. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.Temuan lainnya adalah Pithecanthropus Mojokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto dan Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo.
Penemuan Selenka dan Tim : Pada 1907-1908, Selenka dan regunya melakukan penyelidikan dan penggalian di Trinil. Namun, penggalian tersebut tidak membuahkan hasil fosil manusia purba. Yang ditemukan berupa fosil hewan dan tumbuhan yang dapat menambah referensi mengenai kehidupan manusia Pithecanthropus Erectus.
Penemuan Ter Haar dan Tim : Antara 1931-1933, Ter Haar dan Oppenoorth melakukan pencarian di Ngandong, Blora. Dari hasil pencarian, didapat penemuan yang sangat penting berupa tengkorak dan tulang kering Pithecantropus Erectus. Satu seri tulang tengkorak yang besar jumlahnya dalam masa pendek dan berada di satu tempat yang tidak begitu luas.
Penemuan Tjokrohandojo : Pada 1926, Tjokrohandojo yang bekerja di bawah pimpinan Duyfjes menemukan fosil manusia purba anak-anak di daerah Perning, sebelah utara Mojokerto. Penemuan ini adalah pertama kali ditemukannya fosil tengkorak anak-anak di lapisan bawah Pleistosen Bawah.
Penemuan Von Koenigswald : Antara 1936-1941, Von Koenigswald menemukan fosil-fosil rahang, gigi, dan tengkorak Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus juga fosil hewan di daerah Sangiran, Surakarta. Penemuan ini terjadi di lapisan Pleistosen Tengah maupun Pleistosen Bawah pada satu tempat dan memperlihatkan adanya variasi morfologis. Perbedaan variasi tersebut, menurut para ahli, memiliki perbedaan pada tingkat rasial, spesies, maupun genus. Yaitu, varian-varian yang berasal dari masa lalu. Penemuan lain Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning berusia 5 tahun, Mojokerto. . Homo Sapien Soloensis (Homo Soloensis), ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenreich di tempat-tempat antara lain : Ngandong Blora, Sangiran dan Sampung macan (Sragen), lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 – 1934.
Penemuan lain tentang manusia Purba ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Semua hasil penemuan fosil-fosil manusia purba pada tahap pertama disimpan di Leiden dan temuan tahap kedua disimpan di Frankfurt (Jerman Barat). Akibat adanya Perang Dunia II, pencarian Paleontropologi tertunda. Tahap ketiga baru dimulai setelah Indonesia merdeka dan penemuan yang didapat disimpan di negara tempat fosil tersebut ditemukan, Indonesia.
B.   Jenis dan Ciri fosil manusia purba Indonesia dari yang tertua
Jenis fosil manusia purba di Indonesia :
Meganthropus Paleojavanicus (Sangiran). Pithecanthropus Robustus (Trinil). Pithecanthropus Erectus (Homo Erectus) (Trinil). Pithecanthropus Dubius (Jetis). Pithecanthropus Mojokertensis (Perning). Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.
Tengkorak Homo floresiensis (kiri), dan manusia modern (kanan)

  • Homo soloensis, ditemukan oleh Von  Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak.
  • Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher.
  • Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM.


Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia :
1. Ciri Meganthropus :
v  Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
v  Badannya tegak
v  Hidup mengumpulkan makanan
v  Makanannya tumnuhan
v  Rahangnya kuat
v  Tulang pipi tebal
v  Terdapat tonjolan kening yang mencolok
v  Tonjolan belakang yang tajam.
v  Tidak memiliki dagu.
2. Ciri Pithecanthropus :
v  Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
v  Hidup berkelompok
v  Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
v  Mengumpulkan makanan dan berburu
v  Makanannya daging dan tumbuhan
v  Tinggi badan sekitar 165 -180 cm
v  Volume otak 750- 1350 cc
v  Bentuk tuuh dan anggota badan tegap
v  Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
v  Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
v  Bentuk tonjolan kening tebal
v  Bentuk hidung tebal
v  Bagian belakang kepala tampak menonjol
Tulang tengkorak Pithecanthropus erectus

3. Ciri jenis Homo :
v  Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
v  Muka dan hidung lebar
v  Dahi masih menonjol
v  Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya
C.     Pembagian Jaman kehidupan Awal Manusia
Zaman dimana adanya kehidupan manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Dan zaman ini dibagi lagi menjadi dua zaman yaitu yang disebut dengan zaman Pleistocen dan Holocen atau Alluvium dan Dilluvium adalah pembagian zaman menurut Ilmu Geologi. Jaman ini terdapat pada Zaman Neozoikum.
Jaman ini dibagi menjadi jaman tersier dan kuartier.Jaman tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun,binatang yang berkembang adalah mamalia/binatang menyusui.Jaman kuartier adalah yang terpenting karena jaman ini dimulai adanya kehidupan manusia.Dan jaman kuartier masih dibagi lagi ke dalam jaman Pleistosen dan Holosen.Jaman Pleistosen(Dilluvium) berlangsung kira-kira 3 juta tahun sampai 10 ribu tahun yang lalu.Jaman Pleistosen dimulai dengan meluasnya lapisan es di kedua kutub bumi yang disebut jaman glasial,kemudian diselingi dengan jaman mencairnya lapisan es disebut dengan jaman interglasial,keadaan ini berlangsung silih berganti sampai empat kali.Kalau di daerah tropis jaman glasial berupa jaman hujan(jaman pluvial),dan diselingi dengan jaman kering(interpluvial).Pada jaman glasial,permukaan air laut turun dengan drastis,sehingga banyak dasar laut yang kering menjadi daratan.
Di Indonesia dasar laut yang kering di sebelah barat disebut dengan dataran Sunda,dan menyebabkan kepulauan Indonesia bagian barat menjadi satu dengan benua Asia,sedangkan yang di sebelah timur disebut dengan dataran Sahul,dan menyebabkan kepulauan Indonesia di sebelah timur menyatu dengan benua Australia.Sehingga ini semua mempengaruhi jenis flora-faunanya juga.Manusia yang hidup di jaman Pleistosen adalah jenis Homo erectus.Jaman Pleistosen berakhir kira-kira 10 ribu tahun sebelum Masehi.Kemudian diikuti datangnya jaman Holosen(Alluvium) yang masih berlangsung hingga sekarang.Dan jaman ini muncul manusia jenis Homo sapiens,yang diduga menjadi nenek moyang manusia sekarang.
Pembagian lapisan Dilluvium menurut V. Koeningswalds ada tiga :
1.  Pleistosen Bawah / Lapisan Jetis ( 20 juta – 15 juta tahun yang lalu)di lapisan ini ditemukan fosil manusia purba Meganthropus PaleoJavanicus oleh   V. Koeningswald. Selain itu juga ditemukan fosil Pithecantropus Mojokertensis dan Pithecantropus Robustus
2.  Pleistosen Tengah / Lapisan Trinil ( 1,5 juta – 500.000 tahun yang lalu)ditemukan fosil manusia purba Pithecantropus/Homo Erectus dan Pithecanthropus Robustus.
3.  Pleistosen Atas/Lapisan Ngandong ( 100.000 – 50.000 tahun yang lalu)ditemukan fosil manusia purba Homo Soloensi ( Homo Sapiens Soloensis ) dan Homo Wajakensis ( Homo Sapiens Wajakensis)
D.  Manusia Purba Kerdil dari Flores
Manusia Purba Kerdil dari Flores yaitu Homo Florensiesis. Homo floresiensis  (“Manusia Flores“, dijuluki Hobbit) adalah nama yang diberikan oleh kelompok peneliti untuk spesies dari genus Homo, yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu) dari sembilan individu yang ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores, pada tahun 2001. Kesembilan sisa-sisa tulang itu (diberi kode LB1 sampai LB9) menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia moderen (sekitar 100 cm).
Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen menggunakan berbagai ciri-ciri, baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya. Usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.















BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan 
Penemuan manusia purba diawali dengan kegiatan excavasi / penggalian di tempat-tempat yang diyakini terdapat fosil-fosil manusia purba. Di Negara Indonesia sendiri telah banyak ditemuakan berbagai macam fosil manusia purba seperti di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Fosil –fosil tersebut terbagi atas tiga jenis yaitu Megantruphus, pithechantripus, dan Homo dengan berbagai macam subjenis. Di daerah Nusa Tenggara ditemukan pula jenis baru manusia purba yang telah berevolusi karena terkena penyakit gangguan pertumbuhan yang disebut mikrosefali (“kepala kecil”). Penemuan –penemuan tersebut menambah pengetahuan terutama di bidang ilmu sejarah sekarang ini.
B.     Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi para pembaca yang ingin membuat makalah tentang “ perkembangan manusia Purba Di Indonesia ” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak referensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini.
















Daftar Pustaka
Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia
Wikipedia.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar