BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT
AYAT – AYAT ALLAH
Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama
sekali berbeda dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur'an.
Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali orang yang mengetahui isi Al-Qur'an.
Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an
yang dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan
orang-orang tua sesekali membacanya. Mereka beranggapan bahwa Al-Qur'an
melindungi orang yang membacanya dari "kemalangan dan kesengsaraan".
Dengan kepercayaan ini mereka memperlakukan Al-Qur'an seperti halnya jimat
penangkal sial.
Namun ayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan
diwahyukannya Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas.
Sebagai contoh, dalam surat Ibrahim ayat 52 Allah menyatakan: "(Al-Quran)
ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal
mengambil pelajaran". Di banyak ayat yang lain Allah menegaskan bahwa
salah satu tujuan paling utama diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk mengajak
manusia berpikir dan merenung.
Dalam Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti
secara buta kepada kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan
tetapi memikirkannya dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka,
hal-hal yang tabu dan yang mengikat pikiran mereka.
Manusia harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa
tujuan hidupnya, mengapa ia suatu saat akan mati dan apa yang terjadi setelah
kematian. Ia hendaknya mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh alam
semesta menjadi ada dan bagaimana keduanya tersu-menerus ada. Ketika melakukan
hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari segala ikatan dan prasangka. Dengan
berpikir menggunakan akal dan nurani yang terbebaskan dari segala ikatan
sosial, ideologis dan psikologis; seseorang pada akhirnya akan merasakan bahwa seluruh
alam semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh sebuah kekuatan Yang Maha
Tinggi. Bahkan ketika ia mengamati tubuhnya sendiri atau segala sesuatu di alam
ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan dan kebijaksanaan dalam
perancangannya.
Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah
ini. Dalam Al-Qur'an Allah memberitahu kepada kita apa yang hendaknya kita
renungkan dan amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an,
seseorang yang memiliki keimanan kepada Allah akan merasakan secara lebih baik
kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya.
Ketika orang yang beriman mulai berpikir menurut cara yang
diajarkan Al-Qur'an, ia segera menyadari bahwa keseluruhan alam semesta adalah
sebuah isyarat karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa "alam semesta
adalah sebuah hasil kreasi seni, dan bukan pencipta kreasi seni itu
sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian yang khas dan unik
serta menunjukkan pesan-pesan dari sang pembuatnya.
Dalam Al-Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai
kejadian dan benda-benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan
dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an segala sesuatu
yang menunjukkan kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu yang lain) disebut
sebagai "ayat-ayat", yang
berarti "bukti yang telah teruji
(kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi
ayat-ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang memperlihatkan
dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka yang dapat
mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagad
raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah.
Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat
ayat-ayat Allah…Dengan demikian orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang
menciptakannya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya,
menemukan arti keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi orang yang beruntung
(dunia dan akhirat). Segala sesuatu, nafas manusia, perkembangan politik dan
sosial, keserasian kosmik di alam semesta, atom yang merupakan materi terkecil,
semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan semuanya berjalan di bawah kendali dan
pengetahuan-Nya, mentaati hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal ayat-ayat Allah
memerlukan kerja keras individu. Setiap orang akan menemukan dan memahami
ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing.
Tidak diragukan, sejumlah petunjuk mungkin akan membantu.
Pertama-tama, seseorang dapat mempelajari subyek-subyek tertentu yang
ditekankan dalam Al-Qur'an dalam rangka memperoleh mentalitas berpikir yang
memungkinkannya untuk dapat merasakan seluruh alam semesta sebagai penjelmaan
dari segala sesuatu ciptaan Allah.
Beberapa masalah yang kita
diperintahkan agar merenungkannya dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Allah di alam
semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat 10 – 17 :
10)
Dia-lah yang telah menurunkan air
hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan
ternakmu.
11)
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan
air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
12)
Dan Dia menundukkan malam dan
siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan
(untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya),
13)
dan Dia (menundukkan pula) apa
yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
14)
Dan Dia-lah, Allah yang
menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang
segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai;
dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan)
dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
15)
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi
supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai
dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
16)
dan Dia ciptakan) tanda-tanda (penujuk jalan).
Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
17)
Maka apakah (Allah) yang
menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Di dalam Al-Qur'an, Allah mengajak orang-orang yang berakal
agar memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa
dikatakan sebagai hasil "evolusi", "kebetulan", atau
"keajaiban alam" belaka. Sebagaimana kita lihat dalam ayat tersebut,
orang-orang yang berakal melihat ayat-ayat Allah dan berusaha untuk memahami
ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga dengan mengingat dan
merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas, dan ciptaan-Nya
sempurna tanpa cacat.
Bagi orang yang berakal, segala sesuatu di sekeliling
mereka adalah tanda-tanda penciptaan oleh Allah..
B. KESATUAN AYAT QAULIYAH
DAN KAUNIYAH
Allah
swt. tidak menampilkan wujud DzatNya Yang Maha Hebat di hadapan
makhluk-makhlukNya secara langsung dan dapat dilihat seperti kita melihat
sesama makhluk. Maka, segala sesuatu yang tampak dan dapat dilihat dengan mata
kepala kita, pasti itu bukan tuhan. Allah menganjurkan kepada manusia untuk
mengikuti Nabi Muhammad SAW supaya berpikir tentang makhluk-makhluk Allah.
Jangan sekali-kali berpikir tentang Dzat Allah. Makhluk-makhluk yang menjadi
tanda kebesaran dan keagungan Allah inilah yang disarankan di dalam banyak ayat
Al-Qur’an agar menjadi bahan berpikir tentang kebesaran Allah.
1.
Pengertian
Ayat Qauliyah dan Kauniyah
a)
Ayat Qauliyah
Ayat-ayat
qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat
ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara mengenal Allah.
QS.
At-Tin (95) ayat 1-5 , yang artinya :
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman; sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman; sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).
b)
Ayat Kauniyah
Ayat
kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh
Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan
sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu
dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka
ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.
QS. Nuh (41) ayat 53 , yang artinya :
QS. Nuh (41) ayat 53 , yang artinya :
Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa
Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi
saksi atas segala sesuatu ?
2.
Keserasian
Ayat-Ayat Qauliyah Dan Kauniyah
Allah
SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya melalui 2 jalur formal yaitu
ayat qauliyah dan jalurnon-formal yaitu ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah
kalam Allah (Al-Qur’an) yang diturunkan secara formal kepada Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ayat kauniyah adalah fenomena alam, jalurnya tidak formal dan manusia
mengeksplorasi sendiri.
Al-Qur’an
Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu, menguraikan berbagai persoalan
hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan fenomenanya.
Uraian-uraian sekitar persoalan sering tersebut sering di sebut ayat-ayat
kauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal
diatas. jumlah ini tidak termaksud ayat-ayat yang menyinggungnya secara tersirat.
3.
Al-Quran
dan Alam Raya
Dalam bericara tentang
alam dan fenomenanya. Paling sedikit ada dua hal yang dapat dikemukakan
menyangkut hal tersebut :
a) Al-Quran
memerintah kan atau menganjurkan kepada manusia untuk memperhatikan dan
mempelajari alam rayadalam rangka memperolh manfaat dan kemudahan-kemudahan
bagi kehidupanyadan mengantarkan kepada kesadaran-kesadaran akan keesaan dan
kemahakuasaan Allah SWT.
b) Alam
dan segala isinya beserta hokum-hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki,
dan dibawah kekuasaan Allah SWTsertadiatut dengan sangat teliti. Alam raya
tidak bias dilepaskan dari ketetapan-ketapan tersebut, kecuali jika dikehendaki
oleh Allah SWT.
Eksplorasi terhadap
ayat kauniyah inilah yang kita kenal sebagai sains, yang kemudian dalam
aplikasinya disebut teknologi. Sains dan teknologi (saintek) ini adalah
implementasi dari tugas manusia sebagai khalifah fil ardhi untukmemakmurkan
bumi. Karenanya bagi seorang muslim, saintek adalah sarana hidup untuk mengelola
bumi, bukan membuat kerusakan.
Paradigma seorang
muslim terhadap ayat-ayat Allah ini, baik ayat qauliyah (Al-Qur’an) maupun
kauniyah (fenomena alam) adalah mutlak benar dan tidak mungkin bertentangan,
karena keduanya berasal dari Allah. Pada faktanya sains yang telah ”proven”
(qath’i) selaras dengan Al Qur’an seperti tentang peredaran bintang, matahari
dan bumi pada orbitnya. Namun sains yang masih dzanni (teori) kadang
bertentangan dengan yang termaktub dalam Al-Qur’an seperti teori evolusipada
manusia.
Allah swt. menuangkan
sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia dengan dua jalan. Pertama,
dengan ath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu melalui
perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat
qauliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu
melalui ilham secara kepada makhluk-Nya di alam semesta ini (baik makhluk hidup
maupun yang mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena tak
melalui perantaraan malaikat Jibril, maka bisa disebut jalan langsung
(mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut juga dengan ayat-ayat kauniyah.
Ayat-ayat qauliyah
mengisyaratkan kepada manusia untuk mencari ilmu alam semesta (ayat-ayat
kauniyah), oleh sebab itu manusia harus berusaha membacanya, mempelajari,
menyelidiki dan merenungkannya, untuk kemudian mengambil kesimpulan. Allah swt.
berfirman: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan alam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq:1-5)
Dalam sejarah peradaban
Islam, para ilmuwan adalah juga ahli dalam agama karena memahami kedudukan
saintek dalam Islam. Mereka belajar ayat qouliyah dan juga belajar ayat
kauniyah. Kontribusi ilmu pengetahuan para ilmuwan muslim menjadi tonggak
kemajuan iptek di barat.
Dalam bidang matematika ada algorithm, algebra yang merupakan nama matematikawan muslim (Alkhawarizm, Aljabar). Juga angka Arab yang dengannya perhitungan menjadi mudah. Dalam bidang kimia ada istilah alkemi (chemistry), alkali, alkohol. Nama-nama ilmuwan muslim spt IbnuSina (Avicena), Ibnu Rusyd (Averous), Ibnu Khaldun menjadi nama yang gemilang. Bidang-bidang yang sangat gemilang pada masa kejayaan peradaban Islam adalah kedokteran, matematika, dan astronomi, karena menjadi kebutuhan langsung seperti menentukan kiblat dan waktu-waktu ibadah.
Dalam bidang matematika ada algorithm, algebra yang merupakan nama matematikawan muslim (Alkhawarizm, Aljabar). Juga angka Arab yang dengannya perhitungan menjadi mudah. Dalam bidang kimia ada istilah alkemi (chemistry), alkali, alkohol. Nama-nama ilmuwan muslim spt IbnuSina (Avicena), Ibnu Rusyd (Averous), Ibnu Khaldun menjadi nama yang gemilang. Bidang-bidang yang sangat gemilang pada masa kejayaan peradaban Islam adalah kedokteran, matematika, dan astronomi, karena menjadi kebutuhan langsung seperti menentukan kiblat dan waktu-waktu ibadah.
C.
INTERKONEKSITAS DALAM
MEMAHAMI AYAT QAULIYAH DAN KAUNIYAH
Secara
garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalan keduanya saling menegaskan
dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan
manusia untuk memaham keduanya adalah keniscayaan. Allah tidak hanya memberikan
perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untuk melihat fenomena alam ini.
Alam adalah
ayat Allah SWT yang tidak tertuang dalam bentuk perkataan Allah untuk dibaca
dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah yang semestinya dieksplore dan
digali sedalam-dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan diri pada
kemahakuasaan Allah SWT .
Berangkat
dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan indra dan hati, yang kemudian
diproses oleh akal untuk menentukan sikap mana yang benar dan mana yang salah
terhadap suatu obyek atau relitas. Cara seperti ini bisa disebut sebagai proses
rasionalitas dalam ilmu. Sedangkan proses rasionalitas itu mampu mengantarkan
seseorang untuk memahami metarsional sehingga muncul suatu kesadaran baru
tentang realitas metafisika, yakni apa yang terjadi di balik obyek rasional
yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang disebut sebagai transendensi.
Firman Allah
(QS. Al-Imran : 191), yang artinya
:
(Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa api neraka
Dalam pandangan seorang
muslim ayat qauliyah akan memberikan petunjuk/isyarat bagi kebenaan ayat
kauniyah, misalnya surat An-Nur (24):43 mengisyaratkan terjadinya hujan, surat
Al-Mukminun (23) : ayat 12-14 mengisyaratkan tetang keseimbangan dan
kesetabilan pada istem tata surya, surat Al-Ankabut (29) : ayat 20
mengisyaratkan adanya evolusi pada penciptaan makhluk di bumi, surat AZ-Zumar
(39) : ayat 5 dan surat an-Naml (27) : ayat 28 mengisyaratkan adanya rotasi
bumi dan bulatnya bumi, sebaliknya ayat kauniyah akan menjadi bukti (Al-Burhan)
bagi kebenaran ayat qauliyah (lihat surat Al-Fushshilat 41: ayat 53)
1.
Ayat
/ Fenomena Kauniyah
Dari hasil observasi
dan penelitian yang berulang-ulang bahwa “siklus hidrologi” atau sikulasi air
(hydrologi cycle) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibat radiasi/panas matahari, sehingga air yang dilaut, sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan mengalami penguapan ke udara (transpiration), sehingga dikenal sebagai evapotranspiration, lalu uapair tersebut pada ketinggian tertentu menjadi dinggin dan terkondensasi menjadi awan. Akibat angin,bekumpulan awan dengan ukuran tertentu dan terbuat awan hujan, karena pengaruh berat dan gravitasi kemudian terjadilah hujan (presipitasion).
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibat radiasi/panas matahari, sehingga air yang dilaut, sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan mengalami penguapan ke udara (transpiration), sehingga dikenal sebagai evapotranspiration, lalu uapair tersebut pada ketinggian tertentu menjadi dinggin dan terkondensasi menjadi awan. Akibat angin,bekumpulan awan dengan ukuran tertentu dan terbuat awan hujan, karena pengaruh berat dan gravitasi kemudian terjadilah hujan (presipitasion).
Beberapa air hujan ada
yang mengalir di atas permukaan. Tanah sebagai aliran limpasan (overland flow)
dan ada yang terserap kedalam tanah (infiltrasioan). Aliran limpasan
selanjutnya dapat mengisi tampungan-cekungan (depresioan storage). Apabila
tampungan ini telah terpenuhi, air akan menjadi limpasan-permukaan (surface
runoff) yang selanjutnya mengalir kelaut. Sedangkan air yang terinfiltrasi,
bisa keadaan formasi geologi memungkinkan, sebagian dapat mengalir literal di
lapisan tidak kenyang air sebagai aliran antara (subsurface flow/interflow).
Sebagian yang lain
mengalir vertikal yang disebut dengan “perkolasi” (percolation) yang akan
mencapai lapisan kenyang air (saturated zone/aquifer). Air dalam akifer akan
mengalir sebagai air tanah (grounwter flow/base flow) kesungai atau ketampungan
dalm (deep storage). Siklus hirologi ini terjadi terus-menerus atau
berulang-ulang dan tidak terputus.
2.
Ayat
/ Fenomena Qauliyah
Pada
penjelasan fenomena kauliyah, dapat kita tarik kesimpulan bahwaq “siklus
hidrologi” memiliki 4 (empat) macam proses yang saling menguatkan, yaitu :
a)
hujan/presipitasi.
b)
penguapan/evaporasi.
c)
infiltrasi dan perkolasi (peresapan).
d) lipahan permukaann (surface runoff) dan
limpasan iar tanah (subsurface rzrnoff)
Isyarat adanya fenomena
“siklus hidrologi” dapat kata lihat pada surat An-Nur (24) ayat 43, yaitu:
Artinya :
Tidaklah
kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, Kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan
kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. ( QS. An – Nur : 43 )
Pada ayat diatas,
menunjukkan adanya proses inti yang sedang berlangsung dan merupakan bagian
dari proses “siklus hidrologi.”Kedua proses itu, yaitu proses penguapan
(evaparasi)yang ditunjukkan dengan kata “awan”dan proses hujan
(presipitasi)yang berupa keluarnya air dan butiran es dari awan.
Dengan demikian, pada
pasal ini akan dijelaskan dan diberikan contoh hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu
yang memberikan isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu
menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat
Kauniyah. Banyak sekali contoh yang dapat dikemukakan, akan tetapi karena
keterbatasan ruang, maka dalam hal ini akan dikemukakan dua contoh saja yang
amat terkenal yaitu “Siklus Hidrologi” dan “Konsep Tentang Alam Semesta”.
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
dari pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa :
1.
Allah SWT
menuangkan sebagian kecil dari ilmu Nya kepada umat manusia.
Dalam Al-Qur'an, manusia diseru
untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-benda alam yang dengan jelas
menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya.
2.
Hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu
yang memberikan isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu
menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat
Kauniyah.
B. SARAN
Mungkin inilah
yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas makalah “INTEGRASI ISLAM DAN ILMU
PENGETAHUAN ”. Meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat
mengambil manfaat dan ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari
penulisan yang saya tuliskan, karena saya hanyalah manusia yang adalah tempat
salah dan dosa, dan saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi
untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
Dengan
selesainya makalah ini kami berharap dapat mendekatkan diri kepada sang Khalik sebagai rasa syukur kita
terhadap belas kasihnya yang telah mengutus orang pilihan-Nya kepada kita, dan
tak lupa kami sebagai manusia yang tak luput dari salah tentunya meminta maaf
atas ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini karena kami sadar kita masih
dalam tahap belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Quran
terjemahnya.1998. Semarang. Asy-Syifa.
Quraish shihab,1996. membumikan Al-Quran
dan peraan wahyu dalam kehidupan masyarakat, bandung, Mizan.
nuh ganti fushilat ya
BalasHapussangat amat berguna... makasih banget. yang udah bikin tulisan ini. jazakumullah khairan katsiran.. aamiin
BalasHapusMakasih banget ka inafauzia berguna banget......
BalasHapus