Minggu, 17 Mei 2015

prinsip dan ajaran islam dalam IPTEKS



PRINSIP DAN AJARAN ISLAM DALAM ILMU PENGETAHUAN
A.     Pendahuluan
Kemajuan ilmu pengetahuan telah memberikan kemudahan-kemudahandan kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologimerupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-quran, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya :
“Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu”.
Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehinggatidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yangtangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu tidak sempatditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar umat Islam akhirnyamelepaskan kepeloporannya.
Lalu bangsa Barat dengan mudah mengambil danmentransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia Islam dan dengan mudah pulamereka membelenggu para pemikir Islam sehingga sampai saat ini bangsaBaratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi.Sains dan Islam merupakan dua bidang ilmu pengetahuan yang sedanghangat-hangatnya diperbincangkan. Sains dan Islam merupakan bidang ilmu pengetahuan yang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyikapi kehidupan di zaman ini.
Namun disamping perbedaan tersebut masih ada 2hubungan timbal-balik yang sangat dahsyat diantara sains dan Islam, apabiladi keduanya di integrasikan dengan pola baik. Hubungan antara sains dan agama kini menjadi pertimbangan pentingdikalangan pemikir, dan pembentukan kuliah-kuliah akademik tentang sains danIslam merupakan petunjuk kuat tentang hal tersebut.
Oleh karena demikian, makamakalah yang dihadapan saudara ini adalah salah satu bentuk upaya untuk mengkaji pandangan hubungan sains dan Islam, yakni dari sisi pandangan konflik,independensi, dialog, dan integrasi.Islam memiliki kepedulian dan perhatian penuh kepada ummatnya agar terus berproses untuk menggali potensi-potensi alam dan lingkungan menjadisentrum peradaban yang gemilang.
Dalam konteks ini, tidak ada pertentanganantara sains dan Islam, dimana keduanya berjalan seimbang dan selaras untuk menciptakan khazanah keilmuan dan peradaban manusia yang lebih baik darisebelumnya.Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak  pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangatmendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam halapapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalahtermasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya.
Ayat-ayatAllah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusiasebagai khalifatullahdi bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya. Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip- prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi MuhammadSAW yang berbunyi:
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. DiaTelah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Diamengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al-Isra: 1-5).
a.      Ilmu dalam perspektif menurut islam
Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Menurut Langgulung pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Arti pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Hakikat manusia menurut Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Manusia sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan Berketerampilan, cerdas serta pandai. Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
1.      Pendidikan dalam perspektif islam
Pengertian pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan. Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Langgulung (1997), pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Para ahli pendidikan lebih menyoroti istilah-istilah dari aspek perbedaan antara tarbiyyah dan ta’lim, atau antara pendidikan dan pengajaran. Dan dikalangan penulis Indonesia, istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian, atau lebih mengarah kepada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist).
Menurut Prof. Dr. Mohammad Athiyah al Abrasyi pendidik itu ada tiga macam :
a.       Pendidikan Kuttab Pendidikan ini ialah yang mengajarkan al Qu’ran kepada anak-anak dikuttab. Sebagian diantara mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai membaca, menulis dan menghafal al Qur’an semata.
b.       Pendidikan Umum Ialah pendidikan pada umumnya, yang mengajarkan dilembaga-lembaga pendidikan dan mengelola atau melaksanakan pendidikan Islam secara formal sperti madrasah-madrasah, pondok pesantren ataupun informal seperti didalam keluarga.
c.       Pendidikan Khusus Adalah pendidikan secara privat yang diberikan secara khusus kepada satu orang atau lebih dari seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan lainnya.

2.      Defenisi Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori,tetapi isi lain juga ada ialah :
1. Teori.
2. Penjelasan tentang teori itu.
3. Data yang mendukung tentang penjelasan itu.
Islam adalah nama Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, yang berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada al Qur’an dan hadist serta aqal. Penggunaan dasarnya haruslah berurutan :al Qur’an lebih dahulu ; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al Qur’an maka harus dicari dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam hadist, barulah digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh bertentangan dengan jiwa al Qur’an dan hadist.
- Tujuan umum pendidikan manusia
1. Hakikat manusia menurut Islam
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi). Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash ayat : 77 :
“Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia”
3.      Manfaat Ilmu Bagi Manusia
Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk makhluk hidup yang sebaik-baiknya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Tîn : 4
Artinya :
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. 95 : 4)
Manusia diberi karunia berupa akal pikiran sebagai bekal dalammengarungi hidup dan kehidupan. Oleh sebab itu, manusia dan ilmumemiliki nilai hubungan yang sangat erat. Manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa ilmu atau berfikir dan ilmu tidak akan terwujud dan berkembang tanpa peranan manusia. Maka, ilmu memiliki beberapa manfaat bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1.      Ilmu Sebagai Pemersatu
Dalam AI-Qur’ân banyak ayat yang menyuruh untu berfikir,memperhatikan tentang penciptaan langit dan bumi, dan Al-Qur’an bersifat umum dan global. Ini memberikan indikasi bahwa Islam merupakan agama yang bersifat universal dan sesuai dengan akal sehat, islam dapat dianut oleh bangsa manapun.
Kemudian setiap muslim harus berusaha membangun kembaliperadabannya, dengan berpegang teguh pada wahyu Ilahi, sebagai sumber segala sumber pegangan hidup. Namun, mungkinkah keberadaan agama Islam yang lengkap dan universal itu pada kenyataannya mampu membawa umat Islam pada zaman kejayaannya lagi seperti zaman Abbasiyah.
Sampai pada abad nuklir ini umat Islam masih berada dalam 23 posisi ketinggalan dalam sektor ilmu pengetahuan. Tetapi permasalahannya sekarang, bagaimana pribadi muslim mengkaji aspek peradaban, sejarah dan sains dunia Islam yang dibangun secara universal itu. Penulis sepakat dengan pendekatan yang dipakai oleh Hassan Hanafi, yaitu rekonstruksi tauhid ajaran pokok dalam Islam. Menurutnya untuk
membangun kembali peradaban Islam harus dengan membangun kembali semangat tauhid. Tauffid merupakan pandangan dunia, asal seluruh ilmu pengetahuan.
 Untuk memahami Islam dan tauhid secara benar, penelitimenulis pemyataan sebagai berikut : Islam adalah norma kehidupan yang sempuma dengan setiap bangsa dan setiap waktu. Firman Allah adalah abadi dan universal, yang mencakup seluruh aktifitas dari seluruh suasana kemanusiaan tanpa perbedaan apakah aktifitas mental atau aktifitas duniawi.
Dari pernyataan tersebut, dapat diambil suatu pemahaman bahwaagama Islam tidak hanya berbicara pada akhirat dan mental saja, tetapi lebih komprehensif dan universal, agama Islam tidak membedakan antara kegiatan rohani dengan dunia. Oleh karena itu ilmu dalam perspektif Islam yaitu tauhid dan suci, ia sebagai penggerak pembangunan peradaban Islam. Dan ilmu memiliki banyak dimensi sebagai mana penulis sudah dijelaskan di depan yaitu dimensi ilmu.
Antar dimensi ilmu satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang mengikat erat serta memuat tatanan nilai integratif dengan kepribadian, yakni menghidupkan semangat tauhid terhadap kepribadian muslim. Seperti pendapat
Murtadha Mutahhari, “pandangan dunia tauhid berarti bahwa alam semesta ini unipolar dan uniaxial. Pandangan dunia Tauhid berarti bahwa hakekat alam semesta ini berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya”.
Dengan demikian sudah jelas bahwa ilmu dalampandangan agama Islam merupakan perwujudan integritas antara duniawidan religi, rohani dan jasmani. Lantas perkara itu akan diwujudkan dalam ilmu ibadah syari'ah Islam yang ada, yaitu syahadah, sholat, puasa, zakat, dan haji. Selanjutnya menurut buku yang berjudul tauhid menjelaskan bahwa “setiap manusia, menurut Islam adalah mukallaf, yakni dibebani tugas untuk merealisasikan kehendak Ilahi”.Ini berarti semua manusia wajib menjalankan tugas sebagai khalifah di Bumi untuk mewujudkan kehendak Allah. Ilmu yang tadinya berasal dari yang Tauffid harus dijaga agar tetap membawa ajaran tentang tuhan. Amanat ini tidak terikat dengan ruang dan waktu dan ajaran ini tidak dapat ditawar-tawar lagi.
2. Ilmu Sebagai Kawan Komunikasi atau Dialog.
Sejak semula manusia diciptakan sebagai makhluk yang dialogis,ia merupakan makhluk yang hidup dengan akal dan jiwa. Arti hidup pada manusia yaitu sebuah kehidupan yang kreatif tidak seperti hewan atau lainnya. Menurut Descartes “Saya berpikir, karena itu saya ada”.Manusia dapat dikatakan ada dan diakui keberadaannya bila dia berfikir dan juga berdialog. Dalam dataran ini kedudukan dan aktifitas manusia adalah dinamis yang pada gilirannya akan senantiasa berkomunikasi dengan lingkungannya secara kritis, inovatif, kreatif dan mengutamakan kehormatan ilmu serta kemanusiaan. Sebagaimana yang penulis jelaskan sebelumnya bahwa aktifitas manusia yang memakai rasio dan logis merupakan pengetahuan atau knowledge. Yang akhimya akan menghasilkan pengetahuan baru dan seterusnya.
Dari tiga faktor ilmu, yaitu aktifitas, metode dan pengetahuantidak dapat dilepas begitu saja dari pengaruh dari interaksi lingkungan. Oleh sebab itu, dialog merupakan sesuatu kebutuhan dan keharusanbahwa ia yang mesti ada, karena ada hubungan yang signifikan antara dialog dengan ilmu. Menurut hemat penulis bahwa komunikasi antara manusia dengan segala sesuatu yang ada baik dalam dirinya ataupun lingkungannya adalah dialog, dengan catatan bahwa proses tersebut benar-benar didasari oleh kesadaran yang tinggi.
Sedangkan pemahaman dialog yang sebatas berkomunikasi timbal balik antar dua orang atau kelompok merupakan suatu pemahaman yang keliru, sebab dengan pemahaman tersebut akan mengartikan satu aktifitas yang membangun dan positif, sehingga manusia untuk selalu untuk selalu berkreasi secara kognitif dengan lingkungannya dan pemahaman tersebut juga dapat memberikan semangat pada setiap individu untuk mengembangkan kepribadiannya.
Dari sebab itu, pemahaman dialog tidak hanya sebatas komunikasidua komponen yang terkait, namun mengamati segala sesuatu baik yang hidup atau mati, haruslah dipahami sebagai kegiatan dialog langsung atau secara tidak langsung. Dengan begitu perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan baru akan semakin tumbuh subur.
Proyeksi dialog itu dapat terjadi pada manusia dengan dirinya, atau lingkungan dan pengalaman selama hidupmya. Pemahaman terhadap ilmu sebagai kawan dialogis sangat berguna bagi pencerahan pola pikir dan perkembangan pengetahuan, sebagaimana pada zaman Islam klasik yang dapat mengkonstruk sebuah peradaban yang universal. Karena pada waktu tersebut karya-karya para pemikir Islam (ilmu pengetahuan) dijadikan sebagai kawan dialog, semangat untuk mendalami ilmu sangat dijunjung tinggi. Namun ketika pada masa kemunduran Islam kebudayaan dialog dan mempelajari ilmu sudah hampir hilang sehingga berakibat pada reduksionis pola pemikiran dan sampai sekarang menurut pengamatan,hal ini masih membelenggu umat.
Setelah Islam dianggap sebagai idiologi dan menjadi program aksisuatu kelompok, la kehilangan kemanusiaan dimana akal siap dikorbankan di atas altar emosi. Diakui atau tidak bahwa sebagian besar umat islam mengidap suatu penyakit yaitu sakralisasi dan pengkulturan ilmu. Kemudian dari sakralisasi ilmu karya para ulama sehingga dapat menumpulkan akal aktif menjadi akal pasif. Karena ada yang beranggapan nantinya mereka takut diberi gelar “tidak taat”.
Selain itu karena adanya Misunderstanding terhadap pengertian dialog. Pemahaman sekarang hanyalah pengertian dialog dianggap sebagai metode problem solving semata. Oleh sebab itu, konstruksi makna yang analitis dan kritis.
Lalu pendidikan menjadi perhatian para pendidik, tokoh agama danintelektual sehingga pendidikan agama bisa memunculkan keberagaman yang bersifat pencerahan bagi umat manusia dan sekalian alam. Ini membawa isyarat bahwa ili-nu dalam perspektif Islam merupakan sebagian tugas atau kewajiban dari kaum pendidik, guru,ulama dan para cendikiawan yang akhimya ilmu itu dapat mewujudkan tatanan kehidupan yang diharapkan sesuai tujuan ilmu dan agama tersebut. Kemudian dari ilmu yang agamis tersebut juga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
b.      Penerapan ilmu berbasis sunnahtullah dan Qadarullah
Dalam konsep islam, Allah adalahal-Khaliq (Pencipta),Sedangkanmanusia dan alam semesta adalahal-Mahluq (yang diciptakan).Allahmenciptakan manusia dan alam semesta dengan karakteristik dan sifat tertentu,atau istilah Al-Qur‟an dengan “fitrah” tertentu. Karena Allah yang menciptakanmaka Allah pulalah yang mengetahui (al-Alim) segala karakteristik dan sifatmakhluk ciptaanNya.
Dengan demikian hanya Allah yang berhak membuat danmenentukan hukum (aturan) yang berlaku bagi makhluk-Nya sesuai denganfitrahnya.Menurut bahasa, sunnatullah berasal dari kata sunnah yang bersinonimdengan tariqah yang berarti jalan yang dilalui atau sirah yang berarti jalan hidup.Kemudian, kata tersebut digabung dengan lafal Allah sehingga menjadi katasunatullah yang berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt. yang berlakuatas segenap alam dan berjalan secara tetap dan teratur.Adapun hukum/aturan Allah (sunnatullah) dibedakan menjadi dua bagianyaitu :
v  Sunnatullah qauliyah adalah sunnatullah yang berupa wahyuyang tertulis dalam bentuk lembaran atau dibukukan, yaitu Al-Qur‟an.
v  Sunnatullah kauniyyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis dan berupa kejadian atau fenomena alam. Contohnya, matahari terbit di ufuktimur dan tenggelam di ufuk barat.
Kedua sunatullah tersebut memiliki persamaan, yaitu :kedua-duanya berasal dari Allah swt, kedua-duanya dijamin kemutlakannya, kedua-duanya tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum lainnya.
Contohnya adalah hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Quran dikatakan bahwa barang siapa yang beriman dan beramal saleh, pasti akanmendapat balasan pahala dari Allah swt. Selain memiliki persamaan, keduanya juga mempunyai perbedaan. Sunatullah yang ada di alam, dapat diukur. Lainhalnya dengan sunnatullah yang ada dalam AL-Quran. Walaupun hal itu pastiterjadi, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan waktunya.
Ketika kita menyaksikantemuan baru dalam bidang IPTEK sampai saat inisenantiasa menambah buktiilmiah akan kebenaran yang difirmankan Allah SWT.dalam Al Qur‟an. Olehkarena itu dengan dasar uraian tersebut diatas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa beramal shaleh sebagai kata kunci perintah Allah SWT. untuk beribadahkepada Allah SWT. dalam wujud memakmurkan bumi, hendaknya didasarkanpada sunnatullahyaitu sebuah hasil karya iman dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, khususnya yang berlandaskan sunnatullah qauliyah maupunkauniyah.
Tanpa iman dan ilmu pengetahuan berbasis sunnatullah qauliyah (firmanAllah, Al Qur‟an)yang memadai, hampir tidak mungkin kita membayangkansukses dunia dan akhirat dalam beramal shaleh secara menyeluruh dan efektif,terutama berbasis pada sunnatullah yang diwahyukan. Kewajiban belajar untuk kebahagiaan dunia dan akhirat bagi kaum beriman adalah merupakan kewajibanseumur hidup, sampai liang lahad.Petunjuk ayat-ayat tersebut sejalan dengan prinsip umum yang diterimaoleh para Ilmuwan, (Perlman, Science Without Limits, 1995 dan Horgan,The End of Science, 1997) sekaligus mengacupada petunjuk Al Qur‟an dan AsSunnah, terdapat prinsip pengembangan IPTEK pemberdayaan Mustahik  berbasis sunnatullah sebagai berikut :
-          Prinsip pertama           : Bahwa sunnatullah adalah kita yakini sebagai ciptaanAllah SWT, yang berukuran, tidak berubah-ubah dan obyektif.
-          Prinsip kedua        : Ada tatanan alam yang teratur di dunia , baik natural maupunsosial. Kata Einstein, bahwa Tuhan menciptakan alam ini bukan sepertimelempar dadu.
-          Prinsip ketiga        : Merupakan pendekatan ilmiah ketiga, yaitu bahwa dunia iniadalah tertata menurut ukuran(qadar kauniyah)tertentu secaramatematis , baik geometrik, aljabar maupun statistic.
-          Prinsipkeempat     : Bahwa tatanan natural maupun social bersifat sederhanamengikuti prinsip parsimony, tidak rumit dan bersifat global.
-          Prinsip kelima       :  Merupakan pendekatan ilmiah kelima, yaitu bahwakeberadaan dunia natural maupun social mengikutiprinsip kausalitas segala sesuatu memiliki ukuran dan terjadi menurut sebabnya Qur’an, Al-Kahfi,18:84-85).
-          Prinsip keenam     : Prinsip adanya perubahan (Qs, Ar Ra‟d, 13: 11) yangdiarahkan oleh Allah SWT. Merupakan prinsip keberadaan fenomena naturalmaupun social yang keenam. Contah air bisa berubah menjadi padat ketikasuhu nol derajad, atau menjadi uap ketika suhunya 100 derajad. Rumput yanghijau menjadi hitam pada tingkat kekeringan tertentu.
-          Prinsip ketujuh      :Adanya kesatuan alam dasar, kita yakini karena alamnatural maupun social diciptakan oleh Allah Yang Maha Esa (Satu). Rumputyang hijau menjadi hitam dalam satu keadaan.
-          Prinsip kedelapan : Adanya fenomena paradox, seperti perilaku natural dansocial pada kondisi tertentu memiliki perilaku kontinyuitas namun padakondisi tertentu lainnya memiliki perilaku diskontinyuitas (deskrit). Ataukondisi deterministic (matematis) versus probabilitas (statistic). Danselanjutnya antara rumput yang hijau kemudian menjadi warna hitam (Ingatriwayat paradoks, pertemuan Nabi Khidir dan Nabi Musa, Al Kahfi, 18 : 60 -82).
Dengan dasar delapan prinsip sunnatullah qadar kauniyah tersebut,sunnatullah yang tersedia dalam ayat qauliyah dan kauniyah akan dapatdijelaskan fenomenanya di alam, untuk selanjutnya dapat disusun menjadi dasar mengembangkan IPTEK berbasis sunnatulllah.
Berikut informasi global tentangadanya sunnatullah di alam jagat raya ini.Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa telah terjadiketidakseimbangan CO (emisi carbon) setelah lebih dari 50 tahun (adatimeresponpuluhan tahun) , sebagai akibat kemajuan penggunaan teknologiindustrilisasi yang telah menghasilkan dampak polusi udara yang menimbulkan pemanasan bumi, yang berlanjut kepemanasan laut, yang berdampak padakehidupan biota di laut , juga hujan asam, karena perilaku merusak yangdilakukan oleh manusia (industry).
 Saat ini akibat tersebut telah terasa dalamkeseharian kita berupa “perubahan iklim global”, termasuk semakin naiknya tinggi permukaan laut kita. Tentu saja untuk mendalami hubungan sebab-akibattersebut adalah merupakan temuan IPTEK yang dilakukan oleh para ilmuwan.Hukum alam tersebut bersifat objektif dan berlaku pada alam, kita suka atau tidak suka. Ini contoh kecil tentang sunnatullah kauniyah. Allah SWT. Telahmenyediakan alam ciptaannya untuk kita kaji dan kita pelajari, kemudianmenghasilkan IPTEK dengantime responseyang panjang (setelah puluhan tahun).
c.       Al-qur’an dan Hadits
Pendidikan islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang membawa penganutnya pada pemelukan dan pengaplikasian islam secara komprehensif, agar penganutnya mampu memikul amanat yang dikehendaki Allah, pendidikan islam harus kita maknai secara rinci karena itu keberasaan fererensi/sumber pendidikan islam merupakan sumber utama islam itu sendiri yaitu al-qur’an dan al-hadits/as-sunnah.
Suatu umat yang di anugrahkan Tuhan suatu kitab suci al-qur’an yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, dasar-dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada filsafat hidup yang berdasarkan kepada al-qur’an.
Al-qur’an diakui oleh orang-orang islam sebagai firman Allah dan karenanya ia merupakan dasar bagi hukum mereka, al-qur’an merupakan himpunan wahyu Tuhan yang sampai kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril, al-qur’an tidak diwahyukan secara keseluruhan tetapi turun secara sebagian-sebagaian sesuai dengan timbulnya kebutuhan dalam masa kira-kira 23 tahun.
Diturunkannya al-qur’an secara berangsur-angsur bertujuan untuk memecahkan setiap problema yang timbul dalam masyarakat. Dan juga menunjukkan suatu kenyataan bahwa pewahyuan total pada suatu waktu adalah mustahil, karena al-qur’an turunnya petunjuk bagi kaum muslimin dari waktu kewaktu yang selaras dan sejalan dengan kebutuhan yang terjadi.
Al-qur’an sepenuhnya berorentasi tuk kepentingan manusia, dialah mata air yang kepadanya berpokok segala mata air yang diminum tuk menetapkan hukum al-qur’an dan menerangkan segala keperluan manusia, al-qur’an sebagai tempat pengambilannya menjadi sandaran segala dasar cabang yang menjelaskan tentang pranata susila yang benar bail kehidupan manusia. Al-qur’an berisi aturan yang sangat lengkap dan tidak pula punya celah, mempunyai nilai universal dan tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Al-qur’an merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secara umum, juga merupakan kitab pendidikan secara khusus pendidikan sosial, moral dan spiritual. Tidak diragukan bahwa keberadaan al-qur’an telah mempengaruhi sistem pendekatan rosul dan para sahabat, lebih-lebih ketika Aisyah ra menegaskan bahwa akhlak beliau adalah al-qur’an (Surat Al-Furqon :  ٢٣ )
وقال الذين كفروالولا نزل عليه القرأن جملةواحدة  كذالك لنثب به فوادك  ورتلنه ترتيلا (٢٣)
Artinya:
Berkatalah orang-orang kafir mengapa al-qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya secara tartil.
Dari ayat diatas kita dapat mengambil 2 isyarat yang berhubungan dengan pendidikan yaitu pengokohan hati dan pemantapan keimanan serta sikap tartil dalam membaca al-qur’an.
Kelebihan al-qur’an diantaranya terletak pada metode yang menajubkan dan unik sehingga konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa mengesakan Allah, serta mengimani hari akhir. Al-qur’an yang terpenting adalah mendidikan manusia melalui metode yang bernalar serta sarat dengan kegiatan meneliti, membaca, mempelajari, melayani, dan observasi ilmiah terhadap manusia sejak manusia masih dalam bentuk segumpal darah dalam rahim ibu.



Firman Allah:
اقرأباسم ربك الذي خلق (۱) خلق الانسان من علق (٢) أقرأوربك الاكرم (٣) الذي علم باالقلم (٤) علم الا نسان مالم يعلم (٥)
العلق 1.
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia segumpal darah.Bacalah dan tuhanmulah yang  maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Dalam surat Asy-Syam, dengan berulang-ulang Allah SWT mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang dapat dididik, disucikan dan di tinggikan.
Al-qur’an ialah: Firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril kepada Nabi Muhammad SAW, didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat di kembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad.
Ajaran yang terkandung dalam al-qur’an itu terdiri dari 2 prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dalam al-qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha/tindakan untuk membentuk manusia termasuk ke dalam ruang lingkup mua’malah.
Pendidikan sangat penting karena ia takut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, oleh karena itu pendidikan islam harus menggunakan al-qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam, dengan kata lain pendidikan islam harus berlandaskan ayat-ayat al-qur’an  yang penafsiran-Nya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad di sesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.
Al-qur’an dianggap sebagai sumber syari’at islam, terutama dan terpenting dan sumber-sumber yang mungkin untuk menjadi dasar falsafah pendidikan sesungguhnya mereka (kaum muslimin) tidak membaca al-qur’an kecuali pada tingkat pengajaran rendah itupun tanpa memahami maknanya dan menguasai dengan sempurna segala kandungannya, padahal sebenarnya al-qur’an itu perbendaharaan maha besar meliputi perbendaharaan-perbendaharaan kebudayaan manusia. Terutama segi sepiritualnya, al-qur’an merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secara umum, dan juga kitab pendidikan sosial.
Ibnu Rushd begitu  menghargai falsafah dan akal, karena tanpa akal ayat-ayat al-qur’an dan maksud penciptaan manusia secara umum tidak banyak mempunyai arti, akal dan al-qur’an tidak bisa di pertentangkan. Jika kita menjumpai ayat-ayat al-qur’an yang seolah-olah bertentangan dengan akal,menurut Ibnu Rushd ayat itu haruslah ditakwilkan seperti dia katakana secara tegas.
قان لان موافقافلا قول هنالك وان الان مخالفاتولباتئويله (المفل : ٧٩)
Artinya :
Jika disana tak ada pertentangan antara wahyu dan akal. Maka tak ada perlu dikatakan, tapi jika ada perhitungan, maka wahyu haruslah ditafsirkan (fash, Almaqal : 97)
Takwil /tafsir adalah solusi yang terbaik untuk memahami wahyu, jika kita menghadapi ayat-ayat al-qur’an yang tampak bertentangan dengan semangat kemanusiaan atau sebaliknya menyalahkan kemanusiaan tersebut, tapi tugas kita adalah menafsirkannya dan menta’wilnya agar sesuai dengan nilai-nilai dasar agama dan kemanusiaan.
-          As-Sunnah (Hadits)
Dasar yang kedua selain Al-qur’an adalah sunnah Rosulullah, amalan yang dikerjakan oleh Rosulullah SAW proses perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan islam karena Allah SWT menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi umatnya.
Nabi mengajarkan dan mempraktekkan sikap dan amal baik kepada istri dan sahabtnya, dan seterusnya mereka mempraktekan pula seperti yang dipraktekan Nabi dan mengajarkan pula kepada orang lain, perkataan atau perbuatan dalam ketetapan Nabi.
Assunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rosul SWT yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian/perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah dan beliau membiarkan saja kejadian/perbuatan itu berjalan, sunnah yang berisi Aqidah dan syari’ah, sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya/muslim yang bertaqwa, untuk itu Rosul Allah menjadi guru dan pendidik utama, beliau sendiri mendidik semua itu adalah pendidikan dalam rangka membentuk manusia muslim dan msyarakat islam.
Oleh karena itu sunnah merupakan landasan ke dua bagi cara Pembina pribadi manusia muslim, sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang, itulah sebabnya mengapa ijtihad perlu di tingkatkan dalam memahaminya termsuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.
Assunnah sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi as-sunnah itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting, ada beberapa pembenaran yang mendesak untuk segera di tampilkan, yaitu as-sunnah menerangkan ayat-ayat al-qur’an yang bersifat umum, maka dengan sendirinya yang menerangkan itu terkemudian dari yang diterangkan, assunnah mengkhidmati al-qur’an, memang assunnah menjelaskan mujmal al-qur’an menerangkan muskilnya memanjangkan keringkasannya.
Prinsip menjadikan al-qur’an dan hadits sebagas dasar pendidikan islam bukan hanya di pandang sebagai kebenaran keyakinan semata, lebih jauh kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan bukti syarah. Dengan demikian barangkali wajar jika kebenran itu kita kembalikan kepada pembuktian kebenaran pernyataan Allah SWT dalam al-qur’an, kebenaran yang dikandungnya adalah kebenaran yang hakiki, bukan kebenaran spekulatif dan relativ, hal ini sesuai dengan jaminan Allah.
Hadits Rosulullah SAW mengutus sahabat Mu’adz ra. untuk menjadi pemimimpin agama di negeri yaman, beliau di tanya oleh Rosululluh SAW.
قال : لم تحكم ؟ قال : بكتاب الله. قال : فان لم تجد ؟ قال : بسنة رسول الله
قال : فان لم تجد ؟ قال اجتهدرأي


Artinya:
Tanya Nabi dengan apa engkau menghukum jawab Muadz dengan kitab Alloh, Nabi berkata jikalau engkau tidak dapati jawab Mu’dz saya berijtihad dengan pikiran saya.
Khalifah Umar bin Khattab ra. pernah mengirim surat kepada Syuraih, ketika ia menjabat qodhi.
إذا أتك امرفا قض ليما ني كتاب الله. فان اتك ماليس فى كتاب الله فاقض بما فيه سنّ فيه رسول الله ص.م
Artinya :
Apabila datang kepada engkau suatu urusan, maka hukumkanlah dengan apa yang ada didalam kitab Allah, jika datang kepada engkau barang apa yang tidak didalam kitab Allah, maka hukumkanlah dengan apa yang pernah di hukumkan oleh Rosulullah.
Oleh sebab itu maka andaikata ada sebagai ummat yang mengaku sebagai umat islam berkata/berpendapat, bahwa tentang urusan agama cukup mengikuti al-qur’an saya, tidak asah dengan assunnah, maka mereka itu adalah sesat dari jalan yang benar dan sudah tidak mengikuti pimpinan al-qur’an, karena al-qur’an telah memerintahkan dengan jelas dalam beberapa ayatnya bahwa umat islam harus mentaati (mengikuti pimpinan) Rasul, demikian maka sahabat Abdullah bin Umar ra pernah berkata.
من خالف السنه فقد كفر
Artinya :
Barang siapa menyalahi akan sunnnah, maka kufurlah ia.
Jelaslah bahwa kewajiban umat islam terhadap sunnah Rosul ialah menerima dan mencontohnya.Kata Imam Asy-Syathibi, Derajat/tingkatan sunnah itu ada di bawah/dibelakang al-qur’an.
Al-qur’an di yakini kebenaran dengan tegas, sedang as-sunnah masih di sangka kebenarannya, jelasnya al-qur’an itu dari segi ketetapan dan kenyataannya dari sangka, kecuali yang bertingkatan mutawatir oleh sebab itu yang maqthu (diyakini dengan tegas) harus didahulukan dari pada yang madrun (disangka) dengan demikian, maka wajiblah mendahulukan al-qur’an daripada as-sunnah.
As-sunnah itu adakalanya untuk menjadi keterangan bagi al-qur’an dan kalanya untuk menambah keterangan saja, maka dengan sendirinya as-sunnah terkemudian al-qur’an, yakni yang menerangkan itu terkemudian dari yang diterangkan maka jika as-sunnah terjadi keterangan tentu saja ia menjadi yang kedua sesudah yang diterangkan, maka al-qur’an harus di dahulukan.
d.      Kesimpulan
Pendidikan dalam islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan as-sunnah/al-hadits.Assunnah/al-hadits adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT, pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah, untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya.Al-Hadits sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting.











Daftar Pustaka
–          Prof. H.M. Arifin NEd, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 2003
–          Prof. Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetiv, Yogyakarta: 2004
–          Prof. Dr. H. Kamayuhz, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004
–          Dr. Zakariyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004
–          Prof. Dr. Oemar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: 1995
–          K.H. Moenawar Cholil, Kembali Kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta: 2004


1 komentar: