Kewajiban menuntut ilmu
, mengembangkan dan mengamalkannya
Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti
mengetahui, mengenal, merasakan, dan menyakini. Secara istilah, ilmu ialah
dihasilkannya gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.
Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang
terkandung di dalamnya, para ulama menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah
wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan dituntut.
Setiap muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah saw
bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan
perempuan”. Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang
berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Orang-orang yang berilmu akan
pula dimudahkan jalannya ke syurga oleh Allah dan senantiasa didoakan oleh para
malaikat.
Sebenarnya
ilmu hanyalah merupakan suatu alat untuk mendekatkan diri kita kepada Allah.
Adapun fungsi ilmu itu antara lain adalah :
1.
Sebagai petunjuk keimanan (QS. 22:54, 3:7, 35:28)
2.
Sebagai petunjuk beramal
“Seorang
alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya akan berada di dalam syurga,
maka apabila seseorang yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya maka ilmu dan
amalnya akan berada di dalam syurga, sedangkan dirinya akan berada dalam
neraka” (HR. Daiylami)
3
|
Keutamaan
manusia dari makhluk Allah lainnya terletak pada ilmunya. Allah bahkan menyuruh
para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan ilmu yang
dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang Allah berikan kepada kita
adalah dengan menggunakan segala potensi yang ada pada diri kita untuk Allah
atau di jalan Allah.
“Apakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui? Sebenarnya
hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”. (QS.
39: 9)
Dalam
bahasa Arab al-Ilmu merupakan lawan kata al-Jahlu
(tidak tahu/bodoh). Al-Ilmu dapat diartikan juga sebagai
mengenal sesuatu dalam keadaan aslinya dengan pasti. Sedang
menurut istilah, Ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu syar‘i, yaitu ilmu
tentang penjelasan-penjelasan dan petunjuk yang Allah
swt. turunkan kepada Rasul-Nya, baik yang termaktub dalam
Alquran maupun As-Sunnah.
Ilmu yang
seringkali disebut dalam Alquran dan As-Sunnah, dan memperoleh pujian adalah
ilmu wahyu/ilmu agama. Namun sebenarnya ilmu agama sendiripun sangat luas. Ilmu
bermanfaat apabila dapat menambah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta
bermanfaat bagi alam semesta.
Kaidah
Menuntut Ilmu
Dalam
menuntut ilmu ada kaidah yang harus diperhatikan oleh
setiap muslim. Dr. Ibrahim bin ‘Amir
ar-Ruhaili menyebutkan, termasuk perkara yang penting
sebelum menuntut ilmu, ialah ikhlas (rela) karena Allah swt. Sesungguhnya
ikhlas memiliki pengaruh besar untuk meraih taufiq (bimbingan) dalam
segala hal. Setiap muslim yang mendapatkan taufiq, baginya
diberi kebaikan yang banyak dalam segala urusan agama dan
dunia.
4
|
Hal lain
yang harus diperhatikan adalah isti’anah, memohon pertolongan kepada
Allah swt., tawakkal (berserah diri), dan berdoa agar dikaruniakan ilmu
yang shahih (benar) dan nafi‘ (bermanfaat). Firman Allah swt:
“Ya
Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS. 20: 114).
Dalam
sebuah hadis qudsi Allah berfirman:
"Wahai
hamba-hamba-Ku, kamu semua berpeluang tersesat kecuali
orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk ke- pada-Ku,
niscaya Aku akan memberi petunjuk kepadamu”. (HR.
Muslim)
Tampaknya
memohon hidayah Allah merupakan jalan meraih ilmu agama, dan
pengetahuan umum yang bermanfaat bagi kemaslahatan dunia.
Setiap muslim tidak akan memperoleh petunjuk kecuali yang
dikaruniai taufiq oleh Allah swt., dan hal ini tergantung kepada
upayanya masing-masing. Upaya dalam menuntut dan mengamalkan ilmu, membawa
mereka pada derajat kedudukan sebagai manusia. Baik lelaki
atau perempuan, keduanya dikaruniai kedudukan sesuai dengan
usahanya.
Upaya
Meraih Ilmu
5
|
Terlebih
dalam menuntut ilmu, sesungguhnya lelaki-perempuan tidak dibatasi oleh waktu.
Anggapan bahwa perempuan memiliki waktu terbatas, karena didesak kewajiban
berkeluarga dan mengasuh anak tidaklah benar. Sesungguhnya setiap lelaki dan
perempuan memiliki kesempatan sama untuk thalabul
’ilmi. Sabda Nabi saw., “Manusia harus mencari ilmu dari buaian sampai
ke liang lahat”. Inilah pemikiran yang tepat dan demokratis tentang
pendidikan seumur hidup bagi sesama. Jika
benar kita umatnya, marilah beri kesempatan serupa antara
lelaki dan perempuan untuk menjalankan kewajiban
menuntut ilmu hingga akhir hayat dikandung badan. Wallahu a’lam.
(Hafidzoh)
A. PERINTAH MENUNTUT
ILMU
1. Beliau, Nabi SAW bersabda:
“Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim” (HR. Abu Na’im dari hadits ‘Ali).
Beliau Nabi SAW bersabda:
“Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina.”(HR Ibnu Adi dan Al Baihaqi dari Anas)’
QS. At Taubah (9).122
122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.
QS. Al Ankabut (29).43
43. Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
6
|
Beliau Nabi SAW bersabda: “Sungguh
kamu pergi lalu kamu belajar satu bab dari ilmu, itu lebih baik dari pada kamu
sholat seratus raka’at.” (HR Ibnu Abdil Barr dari Abu Dzarr).
3. Beliau Nabi SAW bersabda:
“Belajarlah apa yang kamu kehendaki, Allah tidak akan memberi pahala kepadamu
sehingga kamu mengamalkan.” (HR Ibnu Abdil Barr dan Ad Dailami).
4. Pada suatu hari Rasulullah SAW
keluar lalu beliau melihat dua majlis, yaitu salah satunya mereka berdo’a
kepada Allah dan cinta kepada Nya, dan yang kedua mereka mengajar manusia, lalu
beliau bersabda: “Adapun mereka adalah memohon kepada Allah, maka jika Dia
menghendaki maka Dia memberi mereka. Dan jika Dia menghendaki, maka Dia
mencegah mereka. Adapun mereka (majlis kedua) maka mereka mengajar manusia
dimana aku diutus itu sebagai guru, kemudian beliau beralih ke majlis itu dan
duduk bersama mereka.” (HR Ibnu Majah dari ‘Abdullah bin ‘Umar).
7
|
B. KEUTAMAAN ORANG BERILMU
Ilmu merupakan suatu fadilah dan
kemuliaan yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah swt.
Orang yang diberikan kesempatan oleh Allah swt memiliki ilmu yang banyak maka
dia sesungguhnya telah mendapatkan suatu anugrah dan manfaat yang besar sekali
dengan ilmunya tersebut. Karena dengannya, dia dapat mengetahui dan memahami
makna dari hidup ini secara benar dan hakiki.
Ilmu merupakan sebaik-baiknya
perbuatan Amal shaleh, ia juga merupakan sebaik- baiknya amal ibadah, yaitu
ibadah sunah, karena ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah swt. Klo
kita berpikir sejenak, dapat diketahui bahwa agama itu terdiri atas 2 unsur :
1. Ilmu dan petunjuk
2. Perang dan jihad
Tidak mungkin sekarang agama Allah
swt dapat berdiri dengan tegak kecuali harus terdapat 2 unsur diatas, dan unsur
yang pertama didahulukan dari unsure yang kedua. Maka dari ini Nabi saw
tidaklah mengubah suatu kaum sebelum menyampaikan dakwah untuk beribadah kepada
Allah swt, maka ilmu lebih didahulukan daripada perang. Allah swt berfirman :
Adakah sama orang- orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran ( Az-zumar : 9 )
8
|
niscaya Allah akan meninggikan
orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat ( Al-Mujadalah : 11 )
mungkin secara singkat saya akan
menyebutkan beberapa keutamaan orang yang memiliki ilmu dengan orang yang tidak
memiliki ilmu, diantaranya yaitu :
1.Ilmu merupakan warisan para nabi.
Nabi yang diutus oleh Allah swt
tidaklah mewariskan dan meninggalkan harta untuk dijadikan sebagai manusia
bekal bagi kehidupannya, melainkan mewariskan ilmu yang dapat menyelamatkan
manusia dari kegelapan, menerangi akan tujuan hidup ini yaitu untuk bisa
mengenal Allah swt serta menjalankan ibadah kepadanya dan menjauhi larangannya.
2. Orang yang berilmu dapat mengantarkannya
kepada jalan syahid diatas kebenaran, adapun dalilnya yaitu firman Allah swt :
Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.( Ali Imron : 18 )
Dari ayat diatas dapat kita ambil
intisarinya yaitu orang yang berilmu dan para malaikat merupakan orang yang
bersaksi bahwa Allah swt adalah Tuhan semesta alam yaitu tuhan yang telah
menciptakan alam semesta beserta isinya.
9
|
Imam Ahmad bin Hambal ra berkata :
apabila mereka itu bukan ahli hadist, maka saya tidak tau lagi siapakah mereka.
4. Disamping itu ilmu merupakan jalan untuk menuju surga, sebagaimana
dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra berkata : bahwa Rosulullah
saw bersabda : barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, maka Allah swt
akan memudahkannya jalan untuk menuju surga. ( HR Muslim )
5. Allah swt mengangkat derajat
orang yang berilmu baik itu didunia dan diakhirat.
10
|
C. KEDUDUKAN ULAMA DALAM ISLAM
Allah
telah mengangkat dan menempatkan orang-orang yang berilmu berada pada tempat
dan kadudukan yang tinggi dan memiliki nilai yang berharga, oleh karena itu
Allah berfirman dalam surah al-Baqoroh ayat 30.
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ
بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُون ﴿البقرة
: 30 ﴾
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ
كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ
هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿ البقرة : 31﴾
Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu mamang orang-orang yang benar!"
قَالُوا
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ
الْحَكِيمُ ﴿ البقرة : 32 ﴾
11
|
Dijelaskan dalam ayat diatas bahwa manusia adalah dijadikan Allah sebagai Kholifah (pelaksana syariat-syariat Allah) di muka bumi ini , Allah memberikan kelebihan-kelebihan kepada manusia sehingga kelebihannya melebihi para malaikat disebakan Allah Swt memberikan ilmu kepadanya (manusia). Ilmu menurut pandangan islam adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan menjadi lebih baik, seseorang menjadi lebih takut kepada Allah SWT.
وَمِنَ
النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ
غَفُورٌ. ﴿فاطر:٢٨﴾
Dan demikian (pula) di antara
manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.
Sesungguhnya, Manusia ketika ilmu pengetahuannya bertambah, maka dia akan semakin bertambah rasa takutnya kepada Allah SWT, terbuka ma,rifatnya (pengertian) kepada Nya, hidupnya bermakna dan punya arti karena manusia mengetahui bahwa ilmu adalah keutamaan baginya dan pemberian Allah Subhanahu wata’ala.
Sesungguhnya, Manusia ketika ilmu pengetahuannya bertambah, maka dia akan semakin bertambah rasa takutnya kepada Allah SWT, terbuka ma,rifatnya (pengertian) kepada Nya, hidupnya bermakna dan punya arti karena manusia mengetahui bahwa ilmu adalah keutamaan baginya dan pemberian Allah Subhanahu wata’ala.
وَلَوْلَا
فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ لَهَمَّت طَّائِفَةٌ مِّنْهُمْ أَن
يُضِلُّوكَ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّا أَنفُسَهُمْ ۖ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِن شَيْءٍ
ۚ وَأَنزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ
تَكُن تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا ( النساء 113)
Sekiranya bukan karena karunia
Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan
keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya
sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga
karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan
kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar
atasmu.
Untuk memperoleh suatu ilmu, manusia banyak mempergunakan panca indranya yaitu menggunakan pendengaran ketika manusia ingin mendengar, menggunakan penglihatannya ketika ingin melihat dan begitu pula lidahnya ketika manusia ingin berbicara.
Untuk memperoleh suatu ilmu, manusia banyak mempergunakan panca indranya yaitu menggunakan pendengaran ketika manusia ingin mendengar, menggunakan penglihatannya ketika ingin melihat dan begitu pula lidahnya ketika manusia ingin berbicara.
12
|
Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Ilmu bukannya hanya sekedar dipelajari saja tetapi juga mengajarkannya kepada orang lain ,kepada orang yang membutuhkannya, karena para ulama , para pengajar dan pendidika adalah sebagai pewaris para Nabi, diantara tugas-tugas tersebut ialah meluruskan kehidupan manusia menjadi berAkhlakul karimah.
Ilmu bukannya hanya sekedar dipelajari saja tetapi juga mengajarkannya kepada orang lain ,kepada orang yang membutuhkannya, karena para ulama , para pengajar dan pendidika adalah sebagai pewaris para Nabi, diantara tugas-tugas tersebut ialah meluruskan kehidupan manusia menjadi berAkhlakul karimah.
إنما بعثت
لأتمم مكارم لأخلاق
Dan aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia
Lebih dihususkan lagi bagi para pengajar dan pendidik Agama (Syariah), yang punya tugas besar dan komplek, selain menjadi contoh dan suri tauladan perkataannya, perbuatannya dan prilakunya , juga punya tugas yang terus menerus dalam kehidupannya bukan hanya dibatasi sekedar dilokasi kelas saja tetapi juga mempunyai tugas untuk mengajarkannya diluar kelas ,seperti di masji, di rumah dipasar dan ditempat-tempat yang lain . oleh karena itu seorang pendidik Agama hususnya harus mempunya sifat-sifat sebagai berikut:
1. Al- Imaniyyah
Lebih dihususkan lagi bagi para pengajar dan pendidik Agama (Syariah), yang punya tugas besar dan komplek, selain menjadi contoh dan suri tauladan perkataannya, perbuatannya dan prilakunya , juga punya tugas yang terus menerus dalam kehidupannya bukan hanya dibatasi sekedar dilokasi kelas saja tetapi juga mempunyai tugas untuk mengajarkannya diluar kelas ,seperti di masji, di rumah dipasar dan ditempat-tempat yang lain . oleh karena itu seorang pendidik Agama hususnya harus mempunya sifat-sifat sebagai berikut:
1. Al- Imaniyyah
13
|
Yaitu sifat keyakinan dan ke imanan kepada Allah Subhanahu wataala, karena Syariat Allah bukan hanya sekedar Aturan ataupun undang-undang yang dibuat oleh manusia yang berlaku disuatu negara, tetapi syariat adalah aturann yang tidak ada kebatilan sedikitpun didalamnya. Maka sifat imaniyah ini dijadikan sebagai dasar pokok yang harus senantiasa ada pada diri seorang pendidik atau muallim. Maka jika seorang pendidik tidak memiliki keyakinan ini, maka tidaklah mungkin ilmu yang ia ajarkan bisa sampai dan meresap pada hati para pelajar.
2. Al-Khoufiyyah.
Yaitu takut kepada Allah subhanahu wataala, karena apa yng dilakukannya senantiasa ada dalam pengawasanNya secara sembunyi ataupun secara terang –terangan.
وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ ﴿البقرة
: 197﴾
Berbekalah,
dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal.
Maka seorang muslim dan seorang pendidik atau pengajar harus punya insting atau rasa takut kepada Allah subhanahu wataala, karena taqwa dapat membantu, menolong dan menumbuhkan keikhlasan seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas kewajibannya,sehingga menjadikan dirinya istiqomah ketika berada didalam sekolah atau diluar sekolah karena merasa bahwa dirinya ada dalam pengawasan Allah subhanahu Wataala.
3. Al-Ikhlash.
Maka seorang muslim dan seorang pendidik atau pengajar harus punya insting atau rasa takut kepada Allah subhanahu wataala, karena taqwa dapat membantu, menolong dan menumbuhkan keikhlasan seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas kewajibannya,sehingga menjadikan dirinya istiqomah ketika berada didalam sekolah atau diluar sekolah karena merasa bahwa dirinya ada dalam pengawasan Allah subhanahu Wataala.
3. Al-Ikhlash.
Yaitu seorang pendidik ( murobby dan muallim) tidak ingin mengharapkan sesuatu apapun yang ia lakukan yang sifatnya materi atau duniawi ,dan juga tidak ingin mendapatkan pujian pimpinannya, pengawasnya dan manusia pada umumnya.
4. Ash-Shiddiq.
14
|
( jujur atau Benar), karena jujur adalah salah satu sifat yang diajarkan islam ,jujur dalam perkataan dan jujur dalam perbuatan dan jujur,sebagaimana Allah berfirman
والذي جاء
بالصدق وصــــــــــدق به , أولئك هم المتــــــــــــتتتقون ﴿الزمر : 33﴾
Jika
seorang pendidik jujur dalam perkataan, jujur dalam perbuatan maka seorang
pendidik akan dihormati peserta didiknya, dihormati masyarakatnya dan akan
mendapatkan ketenangan , ketentraman , keselamatan didunia dan akan mendapatkan
balasan pahala di akhirat kelak.
5. Al-Adlu.
5. Al-Adlu.
Yaitu adil menempatkan sesuatu pada tempatnya, adil dalam melayani para didiknya , adil dalam memberikan nasehat dan arahannya dan lain sebagainya.
6. Ash-Shobru.
Sabar dalam memikul kesulitan-kesulitan yang dihadapi, karena belajar mengajar adalah bukan pekerjaan mudah, tapi pekerjaan yang mungkin bisa menghabiskan waktu, karena seorang pendidik atau guru harus senantiasa mempersiapkan diri dan mencari cara pembelajaran yang lebih baik sehingga apa yang diharapkan tercapai sesuai dengan tujuan.
7. Ar-Rohmah.
15
|
Jika seorang muslim harus memiliki sifat rohmah atau kasih sayang, maka seorang guru harus lebih kasih sayang kepada para pelajarnya atau mahasiswanya,karena guru dan pendidik adalah seorang pemberi petunjuk yang mengajarkan manusia agar beretika dan ber akhlaqulkarimah, jika tidak demikian , Allah subhanahu wataala berfirmsn ;
فَبِمَا
رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِــــيظَ الْقَلْبِ
لَانْفَـــــــــــــــــضُّوا مِن حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ, فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِي ﴿آل عمران:١٥٩﴾
Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
8. Al-Amanah.
8. Al-Amanah.
Yaitu bahwa manusia harus menunaikan hak-hak Allah , dan hak manusia adalah bertanggung jawab akan kehidupannya,
كلم راع
وكلكم مسؤول عن رعيته
Allah berfirman
إنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ
بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ
بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ يعًا بَصِيرًا ﴿النساء:58
Sungguh Allah menyuruhmu
meyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkanya dengan adil. Sungguh, Allah
sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh Allah maha mendengar maha
melihat.
(Q.S
An-Nisa 58)
9. Rendah hati
9. Rendah hati
16
|
Seorang Guru harus memiliki sifati ini, yaitu disifati dirinya dengan tawadhu, mudah berintraksi dengan orang lain, mudah menolong orang lain, lemah lembut, tidak cepat marah dan jauh dari sifat sombong dan takabur.
وَعِبَادُ
الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ
الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (الفرقان : 63)
Adapun
hamba-hamba Tuhan yang maha pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di
bumi Allah dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka
(dengan kata-kata yang menghina ), mereka mengucapkan salam (Q.S Al-Furqan 63)
10. Banyak mengingat Allah
10. Banyak mengingat Allah
Seorang guru harus senantiasa dirinya ingat kepada Allah sebai manusia biasa yang kadang-kadang benar, salah, sukses dan gagal. Seorang guru apabila memperoleh ujian dan cobaan suka ataupun duka tidak merasa takut dan gelisah tetapi banyak berdoa, membaca AL-Qur.an, sehingga apapun yang menimpa dirinya tetap ia menjadi tenang dan dijadikan sesuatu yang teamat berharga dan bernilai.
الَّذِينَ
آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ
تَطْـــــــــــمَئِنُّ الْقُلُوبُ (الرعد 28)
Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah, dan ingatlah hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tentram
17
|
Daftar pustaka
http://putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah-agama-islam-kewajiban-menuntut.html?m=1
http://fadjaer-dodolanol.blogspot.com/2011/11/dodolan-pulsa-ol.htmlDAFTAR
ISI
Http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-tarbawi.html
Http://www.google.com/hadist-menuntut-ilmu
Http://www.geocities.com\broadway\4516\
Http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19
Http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-yg-di-sebut-menuntut-ilmu-dalam-islam.htm
Http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/09/kewajiban-menuntut-ilmu/
Izin copas gan, buat referensi :)
BalasHapus